Ruang tunggu, pada metode pembelajaran 4 densitas di KB Al Insani Kesamben. (ist)


KESAMBEN – Menciptakan pembelajaran untuk anak didik yang masih baru mulai di lingkungan belajar formal haruslah dengan langkah yang tepat. Supaya anak didik tidak akan merasa asing, bahkan sukar dalam mengikutinya. Oleh karenanya harus pas akan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajarannya.

KB Al Insani Kesamben pun sedari awal sudah membaca kondisi ini. Untuk itu benar-benar memilih dan memilah sekian banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak didiknya. Selain dapat diampu oleh para gurunya, tentunya anak didik juga dapat memahaminya dengan baik.

Diakui Kepala KB Al Insani Kesamben, Inna Nafidatur Riza, S.Psi. bila metode pembelajaran di satuan pendidikan yang dipimpinnya memilih menggunakan Empat Densitas. Hal itu setelah memperoleh rekomendasi dari rekan sejawat di Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kepenedidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Jombang. Metode pembelajaran Empat Densitas sering pula disebut pembelajaran kelompok. Mekanismenya dalam satu kelas, anak didik dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berbeda satu sama lain.

Walaupun belum lama ini memakai metode Empat Densitas. Namun potensi anak didik sudah tampak ke permukaan sehingga memudahkan guru dalam mengarahkan dan menguatkannya.

“Jadi nantinya ada yang menghitung, menggunting, mewarnai, maupun menempel. Satu kelompok terdiri dari tiga hingga lima anak didik dengan diberikan batas waktu tertentu,” urai Inna Nafidatur Riza.

Baca Juga: SMK Negeri Kabuh Lingkungan Sekitar Lahirkan Produk Kewirausahaan

Agar berjalan sukses pembelajaran dengan metode Empat Densitas tersebut, imbuh Inna Nafidatur Riza maka serangkaian persiapan dilakukan. Dari sarana prasarana pembelajaran, penataan ruang kelas, modul yang disesuaikan dengan karakteristik anak didik, dan tak lupa menjalankan simulasi serta evaluasi secara bekala.

Kegiatan pembelajaran empat densitas di KB Al Insani Kesamben. (ist)

Guru Kelas Strawberry, KB Al Insani Kesamben, Ika Wijayanti mengatakan walaupun belum lama ini memakai metode Empat Densitas. Namun potensi anak didik sudah tampak ke permukaan sehingga memudahkan guru dalam mengarahkan dan menguatkannya. Selain itu kemampuan lain anak didik dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan kemampuannya sendiri pun pada akhirnya terdeteksi jua. Hanya saja tantangan dalam menjalan metode ini adalah pengawasan kedisiplinan anak didik.

Kepala KB Al Insani Kesamben, Inna Nafidatur Riza, S.Psi. (Rabithah)

Ika Wijayanti mencontohkan, “Apabila ada anak didik yang suka akan menggambar, akan sulit dialihkan untuk berpindah ke kelompok lainnya bila waktunya telah habis. Maka dibuatlah alternatif yakni ruang tunggu bagi anak didik lain yang menantikannya. Disana ada buku bacaan dan bermacam mainan sehingga dapat melatih kepiawaian anak didik kembali.”

Jajaran kepala sekolah dan guru KB Al Insani Kesamben. (Rabithah)

Inna Nafidatur Riza memungkasi bahwa Empat Densitas yang sudah dilaksanakan mendapat dukungan penuh dari wali anak didik. Lantaran sebelum itu sudah didiskusikan terlebih dahulu. Misalnya bersedia dalam menyediakan alat peraga edukatif sederhana yang mudah didapatkan, seperti pelepah pisang, batu dan beraneka makanan.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa
Lebih baru Lebih lama