Bangunan Klinik Santa Maria Jombang, tampak depan. (Rabithah)


JOMBANG – Ketika melintas di jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan/Kabupaten Jombang, masyarakat pasti sudah tak asing lagi dengan keberadaan Klinik Santa Maria. Memiliki bangunan khas tempo dulu membuat klinik yang sudah beroperasi sejak tahun 1970 itu terlihat berbeda dari yang lain.

Dikisahkan oleh Perawat Klinik Santa Maria Jombang, Sri Rantoni, Amd. bahwa berdirinya Klinik yang dulunya disebut Balai Pengobatan Santa Maria itu, berawal dari kedatangan tiga suster Santa Perawan Maria (SPM) dari Jerman ke Kabupaten Jombang untuk mendirikan layanan kesehatan. Sebab, pada masa itu hanya terdapat dua layanan kesehatan saja yang beroperasi yaitu RSUD Jombang dan RS Kristen Mojowarno.

Klinik Santa Maria Jombang sempat menjadi Klinik yang ramai pasien rujukan dari pelbagai wilayah, seperti Kabupaten Lamongan, Kediri, dan Nganjuk. Namun kini dengan perkembangan program pemerintah membuka Puskesmas di tingkat kecamatan membuat pasien yang berkunjung makin berkurang drastis.

“Peresmian bangunan Klinik Santa Maria Kabupaten Jombang berlangsung pada (6/2/1970). Hingga akhir tahun 2021 tak sekalipun mengalami renovasi dari segi konstruksi, hanya penataan ruang dan cat saja yang di perbarui secara berkala,” ungkap perempuan yang sudah menjadi perawat selama 21 tahun itu.

Baca Juga: Menangkan Persaingan Melalui Video Profil Satuan Pendidikan

Dalam dokumen surat izin mendirikan bangunan yang ditujukkan oleh Sri Rantoni, tertulis bahwa bangunan klinik memiliki spesifikasi fondasi batu kali, dengan dinding bata merah, rangka dinding beton bertulang, rangka atap kayu, serta atap menggunakan genting tanah liat. Nuansa cat putih yang tertera kini sudah berubah menjadi warna kuning gading atau krem.

Teralis jendela, salah satu ornamen bangunan yang masih asli tak pernah terganti. (Rabithah)

Bangunan Klinik Santa Maria Jombang seluas 251.00 m2, imbuh Sri Rantoni. Menjadi ciri khas penambah estetika adalah ornamen batu kali berwarna hitam di bagian bawah dinding bangunan. Juga terdapat teralis jendela yang masih kokoh meski telah berusia puluhan tahun. Selain itu terdapat bangunan Rumah Biara terletak persis di belakang Klinik Santa Maria Jombang yang juga masih asli tak tersentuh renovasi.

Perawat Klinik Santa Maria Jombang, Sri Rantoni, Amd. (Rabithah)

Sri Rantoni mengatakan, “Pembangunan gedung Klinik Santa Maria Jombang tak lepas dari bantuan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Jombang. Dari Penentuan lahan, pembangunan, perlengkapan hingga perizinan merupakan hasil tangan dingin WKRI dengan Yayasan SPM Surabaya.”

Bangunan Klinik Santa Maria Jombang, kisaran tahun 1970. (ist)

Perempuan berambut hitam itu dengan penuh haru menceritakan bahwa Klinik Santa Maria Jombang sempat menjadi Klinik yang ramai pasien rujukan dari pelbagai wilayah, seperti Kabupaten Lamongan, Kediri, dan Nganjuk. Namun kini dengan perkembangan program pemerintah membuka Puskesmas di tingkat kecamatan membuat pasien yang berkunjung makin berkurang drastis. Tak patah arang dengan segala upaya, klinik bersejarah ini masih dapat bertahan dan membeikan pelayanan kesehatan hingga sekarang.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa

Lebih baru Lebih lama