Anak didik KB Talia Insan Mulia Mojoagung saat sedang mencuci tangan. Penerapan pola hidup bersih dan sehat ini menjadi implementasi PAUD HI. (ist)


JOMBANG – Semenjak menjalin hubungan kerjasama antara Pengurus Pusat Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada bulan Juni tahun 2021 lalu, pelaksanaan PAUD Holistik Integratif (HI) pada awal tahun ini mulai nampak hasilnya. Dijelaskan oleh Ketua Himpaudi Kabupaten Jombang, Tita Aniqohwardani, S.Pd. dari 20 lembaga KB yang menjadi lokus dari Program PAUD HI tersebut, sebanyak 80% telah melaksanakannya secara laik.

“Kelaikan ini ditinjau berdasarkan pelaksanaan PAUD HI yang meliputi layanan gizi, pendidikan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan dilaksanakan secara serius dan konsisten. Selain itu juga pengimbasan ke lembaga lainnya dan bentuk komonikasi dengan stakeholders seperti pemerintah, kader bidan, dan posyandu desa. Mekanisme untuk mengetahui 80% persentase pelaksanaan PAUD HI di Kabupaten Jombang ini, berdasarkan laporan melalui Google Form yang langsung terhubung di Kemenkes setiap bulannya. Kemudian kita selalu melakukan asesmen dalam kurun waktu yang sama untuk memastikan buku pelaporan sebagai bukti fisik dan dokumentasi kegiatan,” jelas Tita Aniqohwardani.

Memang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap lembaga untuk menjalin komonikasi dengan wali anak didik maupun pengimbasan ke lembaga lainnya. Akan tetapi dengan perkembangan sosial media saat ini, jalinan komonikasi guna mengenalkan PAUD HI tidak menjadi kendala berarti.

Lebih lanjut, menurut Tita Aniqohwardani persentase pelaksanaan PAUD HI yang mencapai 80% masih diperlukan pengembangan lebih lanjut. Supaya tumbuh kembang anak didik, sejalan dengan tri sentra pendidikan.

Baca Juga: SDN Jatiwates I Tembelang Tebalkan Karakter Melalui Lingkungan

Perempuan berhijab ini mengungkapkan, “Pada prinsip dasarnya, keberhasilan PAUD HI baik saat ini maupun kedepannya tidak bisa terlepas dari peran masyarakat, termasuk wali anak didik dan pemerintah baik desa serta jajarannya di atasnya. Oleh karenanya pendidik PAUD harus memahami betul latarbelakang serta tujuan dari PAUD HI ini. Kemudian sosialisasi dari lembaga juga harus masif agar wali anak didik juga terlibat aktif sebagai kontrol pelaksanaan di lapangan. Terakhir, ialah kegiatan PAUD HI yang mestinya sebulan sekali namun masih kerap berbenturan dengan pembelajaran.”

Kegiatan First Aid At Home yang diikuti oleh wali anak didik dan guru KB Talia Insan Mulia Mojoagung. Kegiatan ini memberikan pemahaman bagi wali anak didik pentingnya penanganan darurat bagi anak didik saat di rumah. (ist)

Dihubungi terpisah pada Rabu (15/12), Kepala KB Talia Insan Mulia Mojoagung yang turut dalam PAUD HI, Imrotul Ummah, S.Si., S.Pd. mengatakan terkait pemahaman PAUD HI memang tidak sekadar mengukur tinggi, menimbang berat badan, dan lingkar kepala. Melainkan menyeluruh dan meliputi daya dukung tumbuh anak didik.

Dokumentasi pengukuran lingkar kepala anak didik KB Talia Insan Mulia. Ini menjadi pemeriksaan rutin untuk mencegah gejala stunting. (ist)

“Dari lima aspek inti PAUD HI, memang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap lembaga untuk menjalin komonikasi dengan wali anak didik maupun pengimbasan ke lembaga lainnya. Akan tetapi dengan perkembangan sosial media saat ini, jalinan komonikasi guna mengenalkan PAUD HI tidak menjadi kendala berarti. Asalkan para pendidik harus memahami pelaksanaannya agar tidak sampai sebatas mekanisme saja namun alfa terhadap substansi sebenarnya dari pemenuhan kebutuhan anak didik melalui PAUD HI ini,” tandas Imrotul Ummah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama