Rahmat Sularso Nh.*

Di tengah majunya perkembangan zaman saat ini, praktis tuntutan pekerjaan pun juga turut mengalami peningkatan. Tak hanya mengimbangi laju kemajuan teknologi, namun adanya sinergi yang dibangun dalam dunia kerja membuat Sumber Daya Manusia (SDM) harus cakap seraya memahaminya dengan baik. Bahkan istilahnya sudah paham di luar kepala, sehingga sekali lihat dan menjajal sudah mampu mengoperasionalkan dengan baik.

Tak pelak pola kerja saat ini bagi yang enggan beranjak melakukan perubahan, dipastikan akan tergerus dengan sendirinya. Terpinggirkan oleh SDM yang jauh lebih mumpuni bahkan memiliki potensi yang matang. Selain tentunya lebih menguntungkan dalam pekerjaan, juga akan sangat memungkinkan untuk diajak menjangkau lebih jauh lagi.

Tak ada salahnya pula jika beberapa waktu terakhir Pemerintah Kabupaten Jombang meminta segenap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan Coaching terhadap seluruh stafnya supaya ada perbaikan yang signifikan. Didalam Coaching sendiri lebih bersifat internal/pribadi, karena langsung bersentuhan dengan SDM yang ada.

Memang di awal perlu adanya pemetaan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para staf dan menjadi indikasi terganggunya pekerjaan. Ini tak hanya sebatas pimpinan menerima laporan dari bawahannya, melainkan harus ada inisiatif dalam memperhatikan setiap hasil pekerjaan yang telah dijalankannya.

Pelaksanaan Coaching dilakukan atas dasar pertimbangan kesenjangan kinerja kecil karena motivasi kurang atau kejenuhan serta kebutuhan pengembangan karir.

Andai kata ada ketidakmulusan dalam pekerjaan, pasti ada kendala yang harusnya dapat diselesaikan secara bersama jika bersentuhan dengan program maupun teknis pelaksanaannya. Berbeda lagi kalau langsung mengarah pada pribadi SDM tersebut. Maka harus diuraikan, dicari pangkal permasalahannya, selanjutnya dicari kunci penyelesaiannya dengan penuh kebijakan serta dapat diterima oleh semua pihak.

Memang terkesan janggal dan aneh ketika pertama kali mendengar bahkan hendak melakukan seperti itu. Padahal sebelumnya tak ada inovasi dalam melakukan Coaching karena lebih menyentuh sisi personal Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dalam tradisi dilingkup korps Korpri ini sangatlah tabu dilakukan. Seakan ada norma ketidakpantasan yang sebelumnya menjadi dimensi pemisah dengan sendirinya tanpa harus disebutkan sebelumnya.

Namun dipelbagai perusahaan besar yang mempunyai pasar tak hanya di dalam negeri, proses Coaching seperti ini adalah hal yang biasa. Justru menjadi kewajiban karena perusahaan menginginkan yang terbaik diantara terbaik lainnya. Oleh karena itu, Coaching ini mengarah lebih kepada atasan kepada bawahannya dengan melatih, mengarahkan, memotivasi, mendampingi, memberdayakan, memaksimalkan potensi yang ada.

Baca Juga: 2022 Jalankan Kurikulum Prototipe

Sehingga apabila ada kendala/problematika yang dihadapi bawahannya, pimpinan harus tahu dan sebisa mungkin membantu menyelesaikan, jikalau hal itu menjadi penghambat dalam pekerjaannya. Dengan begitu proses Coaching dapat dilangsungkan dengan maksimal antara atasan serta bawahan.

Perlu digarisbawahi bahwa dalam proses Coaching mesti terbangun komonikasi yang setara antara atasan juga bawahannya. Demikian pun atasan harus menguasai pola komonikasi yang baik seperti dalam pemilihan kata/diksi yang cenderung harus lebih membangun. Artinya positif, mendukung, solutif sehingga komonikasi yang tercipta jauh lebih efektif.

Penting diketahui dalam prinsipnya, Coaching harus mengetahui terlebih dahulu kondisi saat ini ada dimana, kekuatan/potensi diri, tantangan maupun hambatan, dan tak kalah pentingnya adalah kondisi mental. Caranya dengan menggali ide kreativitas, alternatif pilihan, sekaligus rencana tindakannya.

Manfaat Coaching di dunia karier bisa diukur dengan meningkatnya kerjasama, kolaborasi, motivasi pegawai dan tercapainya kinerja yang sudah ditetapkan. Proses Coaching tidak dapat diwujudkan dalam waktu singkat, berbeda dengan training yang sifatnya jangka pendek. Coaching diberikan dalam rentang waktu panjang melalui serangkaian pertemuan yang berkesinambungan. Di periode tersebut seorang coach (sebutan atasan) membantu coachee (bawahan) mengoptimalkan potensi dirinya dalam mencapai satu tujuan tertentu.

Selanjutnya Coaching seseorang tidak hanya dinilai dari tercapai atau tidak tercapainya tujuan kinerja, namun juga potensi atau talenta yang muncul dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Seorang coach membantu coachee berpikir kreatif, menemukan ide-ide baru dan menjaga motivasi untuk mengambil tindakan terbaik. Melalui proses percakapan dua arah yang kreatif dan produktif, menggali fakta dan memunculkan ide. Memaksimalkan potensi bisnis dengan adanya action plan, follow up dan review. Disepakatinya kemitraan tujuan Coaching jangka pendek dan jangka panjang.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, Coaching adalah salah satu bentuk pengembangan pegawai ASN melalui proses pembimbingan peningkatan kinerja melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri.

Pelaksanaan Coaching dilakukan atas dasar pertimbangan kesenjangan kinerja kecil karena motivasi kurang atau kejenuhan serta kebutuhan pengembangan karir. Hasil yang diharapkan dari proses Coaching adalah pengetahuan dan/atau keterampilan baru yang dapat menghasilkan motivasi/ide baru dalam penyelesaian pekerjaan atau pencapaian pengembangan karier.

Sebaliknya akan menjadi jalan buntu juga jikalau coach tak mampu mendapati potensi yang ada dalam diri coachee. Bukan berarti tidak ada, melainkan gagal membaca kelebihan yang dimilikinya. Akibatnya proses Coaching tak dapat mengalir dengan baik.

Untuk itulah dalam pelaksanaan Coaching juga membutuhkan figur yang tepat. Sehingga secara keseluruhan memahami belukar teknik yang mesti dimiliki dalam Coaching itu sendiri. Saat dihadapkan dengan bermacam staf yang akan di Coaching pihaknya telah siap. Biarpun berbeda-beda kondisi yang dialami maupun karakteristiknya, lantaran sudah mengerti mengenai teknik Coaching maka tak akan ada kesulitan berarti baik dalam menemukan potensi yang ada ataupun mendampinginya dalam pengembangannya.

Coachee seolah berada ditangan yang tepat pada akhirnya. Memperoleh arahan yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, mampu meningkatkan etos kerjanya, dan pastinya potensi didalam dirinya mampu membantu menyelesaikan pekerjaan dengan baik juga melambungkan kedalam pekerjaan lain yang masih dalam satu rumpun.

*) Pemimpin Redaksi Majalah Suara Pendidikan.

Lebih baru Lebih lama