Ilustrasi integrasi berpikir komputasional menjadi penunjang kesuksesan Kurikulum Prototipe 2022. (Rabithah)


JOMBANG – Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya melemahkan sektor kesehatan serta ekonomi saja, tetapi pendidikan pun menjadi demikian. Hal ini menyebabkan terjadinya learning Loss atau menurunnya pengetahuan dan keterampilan peserta didik seagai akibat pembelajaran dijalanan secara jarak jauh.

Kondisi ini menjadi pelecut bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Informasi, dan Teknologi dalam mempersiapkan diri menatap 2022 supaya tak sampai terjadi situasi yang serupa bahkan lebih parah. Oleh karenanya, dilahirkanlah kurikulum Prototipe 2022 yang diharapkan menjadi jawaban atas terjadinya Learning Loss dikelangan peserta didik.

Kepala Bidang Pembinaan SMP, Disdikbud Kabupaten Jombang, Agus Suryo Handoko, S.Pd., M.M.Pd. mengungkapkan bahwa Kurikulum Prototipe 2022 juga dapat dikatakan sebagai kurikulum paradigma baru di dunia pendidikan. Kurikulum ini dipersiapkan mengacu pada tujuan program Sekolah Penggerak, untuk itu mulai digalakkan sedari dini bertepatan dengan misi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

Pada jenjang PAUD menekankan kembali bahwa kegiatan bermain merupakan proses belajar yang utama lantaran merupakan fase fondasi guna meningkatkan kesiapan bersekolah.

“Pada jenjang SMP, Kurikulum Prototipe 2022 menekankan pada dua aspek yaitu Mata Pelajaran (Mapel) Informatika yang sebelumnya hanya berupa bimbingan, kini menjadi mata pelajaran wajib. Selanjutnya yaitu pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan minimal tiga kali dalam satu tahun pelajaran,” kata pria berkacamata itu.

Baca Juga: Gangguan Penglihatan Menyerang Pelajar Jombang

Sedangkan pada jenjang SD, dijelaskan oleh Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Disdikbud Kabupaten Jombang, Drs. Kasmuji Raharja, M.Pd. bahwa pemahaman holistik menjadi dasar karakteristik Kurikulum Prototipe 2022. Hal ini mencakup Mapel IPA dan IPS digabungkan sebagai Mapel Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), integrasi berpikir komputasional dalam Mapel Bahasa Indonesia, Matematika dan IPAS, serta Bahasa Inggris sebagai Mapel pilihan.

Agus Suryo Handoko, S.Pd., M.M.Pd. (Rabithah)

Kasmuji Raharja membeberkan,“Pembelajaran proyek dilaksanakan minimal dua kali di SD dalam satu tahun pelajaran. Pemilihan tema proyek harus disesuaikan dengan profil pelajar pancasila, seperti bangunlah jiwa raga, Bhineka Tunggal Ika, gaya hidup berkelanjutan serta kearifan lokal. Tak ketinggalan penguatan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia.”

Drs. Kasmuji Raharja, M.Pd. (Rabithah)

Sementara itu Kepala Seksi Peserta Didik dan Pendidikan Karakter PAUD dan PNF, Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Hari Supriadi, S.Pd. mengungkapkan bahwa pada jenjang PAUD menekankan kembali bahwa kegiatan bermain merupakan proses belajar yang utama lantaran merupakan fase fondasi guna meningkatkan kesiapan bersekolah.

Hari Supriadi, S.Pd. (Rabithah)

Hari Supriadi memungkasi bahwa penguatan literasi dasar dan penanaman karakter melalui kegiatan bermain dan belajar menggunakan buku bacaan anak. Hal ini sudah mulai digalakkan dengan adanya sosialisasi yang dilaksanakan pada Selasa (14/12) dengan peserta perwakilan 30 satuan pendidikan TK yang nantinya dapat mengimbaskan pada satuan pendidikan lainnya. Sedangkan untuk pembelajaran proyek dilakukan pada kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama