Kegiatan pembiasaan literasi yang rutin dilaksanakan oleh SDN Bendet Diwek sebelum memulai jam pembelajaran. (ist)


DIWEK – Keberhasilan sebuah pembelajaran tak lepas dari perhatian civitas satuan pendidikan dalam memetakan kebutuhan dari peserta didik. SDN Bendet Diwek menyadari hal itu, bahwa peserta didiknya masih membutuhkan jam pembelajaran tambahan guna memahami dasar-dasar pendidikan yakni berkenaan dengan membaca, menulis, dan berhitung (Calistung).

Diungkapkan oleh Guru Kelas II, SDN Bendet Diwek, Dewi Suryani bahwa sebelum memberikan jam pembelajaran tambahan, pihaknya sebelumnya berkoordinasi dengan wali peserta didik. Tujuannya tiada lain agar terjalin sinergi informasi yang terkait satu dengan lainnya. Barulah kemudian dijalankan sebagaimana kesepakatan yang telah diputuskan bersama wali peserta didik.

Pencapaian ini tidaklah berhenti sampai disini saja. Sebaliknya dapat terus dilanjutkan oleh adik tingkatnya dengan meneladani kakak kelasnya. Sehingga keberlanjutan dalam berprestasi terus membudaya dan seakan menjadi kewajiban.

“Meskipun tidak sampai tiap hari dan hanya berlangsung sekitar 1 jam pelajaran. Tambahan jam pembelajaran ini terbukti mampu meningkatkan kapasitas peserta didik utamanya dalam Calistung. Selain itu kami pun dapat memetakan kemampuan peserta didik sehingga kedepannya dapat menyesuaikan model pembelajaran yang akan diterapkan sesuai dengan kemampuan daya serapnya,” ujar perempuan yang tengah menyelesaikan studi Strata Satu (S1) PGSD di Universitas WR Supratman Surabaya.

Baca Juga: Ada Apa dengan Santri Kisah Kejujuran Para Santri

Menariknya penguatan pembelajaran biasanya pun dilakukan kala sedang melakukan aktivitas bersama. Baik di saat pembelajaran di dalam maupun di luar kelas serta sewaktu bermain, tambah Dewi Suryani. Dengan begitu maka peserta didik mengalami proses pembelajaran tanpa mereka sadari namun memberikan kepuasan berupa kesenangan. Alhasil dengan sendirinya proses pembelajaran tersebut berjalan secara mandiri sehingga peserta didik mampu mempelajari hal yang baru dengan sendirinya.

Peserta didik kelas IV SDN Bendet Diwek saat menerapkan pembelajaran tebak surah pendek yang diselingi dengan permainan di luar kelas. (ist)

Kepala SDN Bendet Diwek, Rahaju, S.Pd., M.Pd. menanggapi dalam perjalanannya, ketelatenan guru dalam membimbing peserta didik menjadi kunci utama. Sejalan dengan itu perlu juga guru menjadi pendorong motivasi belajar peserta didik. Sehingga tidak sampai terlintas pemikiran negatif, sebaliknya justru melihat ini sebagai bagian dari kepedulian satuan pendidikan terhadap hasil belajar peserta didik.

Rahaju menyampaikan, “Kalau kemampuan dasar selaiknya Calistung sudah dikuasai dengan paripurna oleh peserta didik, berikutnya dalam mengarahkannya untuk berkompetisi serta berprestasi tak akan mengalami kesulitan. Tinggal penggalian potensi saja, apakah cenderung ke sisi akademi atau non-akademik.”


Peserta didik kelas IV SDN Bendet Diwek saat mengikuti pembelajaran PJOK. (ist)

Dari bidang akademik, lanjut Rahaju. Lulusan SDN Bendet Diwek ketika melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya selalu berhasil diterima di satuan pendidikan negeri. Sementara di bidang non-akademik pelbagai prestasi juga berhasil ditorehkan. Seperti Juara I Lomba Adzan dan Juara I Lomba Macapat tingkat Kecamatan Diwek.


Jajaran guru dan kepala SDN Bendet Diwek saat berfoto bersama pada Kamis (2/12). (Donny)

Pencapaian ini tidaklah berhenti sampai disini saja. Sebaliknya dapat terus dilanjutkan oleh adik tingkatnya dengan meneladani kakak kelasnya. Sehingga keberlanjutan dalam berprestasi terus membudaya dan seakan menjadi kewajiban.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Profil SDN Bendet Diwek

  • Berdiri : 1921
  • Jumlah Guru : 9
  • Jumlah Peserta Didik : 49
  • Akreditasi : B
  • Ekstrakurikuler : Drumband, Al Banjari, Tari, Pramuka.

Lebih baru Lebih lama