Judul Buku : Ada Apa dengan Santri

Penulis : La Parise

Penerbit : Erhaka Utama

Kota Terbit : Yogyakarta

Terbit : Cetakan pertama, Februari 2021

Tebal Buku : 354 Halaman

ISBN : 978-602-5715-72-3

JOMBANG – Aktivitas menulis memang terkesan sukar nan membosankan. Ide serta perbendaharaan kata mestilah diperbanyak agar sebuah tulisan mampu menghasilkan cerita yang hidup. Baik dari segi tata bahasa maupun logika kalimatnya. Namun, di tangan peserta didik SMP Darul Ulum 1 Peterongan menulis bukanlah sesuatu yang saklek.

Melalui Antologi Cerpen yang berjudul Ada Apa dengan Santri, pembaca diajak untuk menyelami keseharian para santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan. Pertama membacanya kita sudah mafhum bahwa memang, gaya kepenulisan para santri remaja ini tidak sepenuhnya baku. Pasalnya dari 104 cerpen yang tertulis, hampir kesemuanya berangkat dari pengalaman sehari-hari sewaktu menjalani aktivitas belajar di satuan pendidikan atau ngaji di asrama pondok.

Berangkat dari menuliskan pengalaman sehari-hari sudah cukup kuat dijadikan modal untuk pengembangan kepenulisan kedepan, supaya geliat literasi di Kota Santri ini tak lekas padam.

Meski ada pula beberapa yang menulis kisah fiksi dengan menekankan pesan moral kehidupan dan rasa optimisme dalam perjalanan menimba ilmu serta menggapai cita-cita. Semuanya ditulis menggunakan bahasa cukup sederhana, laiknya menuliskan keseharian dalam buku catatan pribadi. Dalam kata lain Ada Apa dengan Santri ini ditulis menggunakan bahasa kejujuran, sebagaimana bahasa populer yang digunakan oleh para santri maupun di kalangan para remaja pada umumnya.

Baca Juga: Wayang Topeng Jatiduwur Menolak Lapuk

Justru dengan bahasa kejujuran tersebut, semua cerita nampak hidup dan tidak mengada-ada. Perjuangan untuk lebih giat belajar, kemandirian di lingkungan pesantren serta pengalaman lucu dan seram tertulis apa adanya. Banyaknya typo atau ketidaktepataan penempatan kata, bisa menjadi maklum, sebab proses menulis dari peserta didik SMP Darul Ulum I Peterongan ibarat kata kepompong yang akan berubah jadi kupu-kupu.

Berangkat dari menuliskan pengalaman sehari-hari sudah cukup kuat dijadikan modal untuk pengembangan kepenulisan kedepan, supaya geliat literasi di Kota Santri ini tak lekas padam. Tentu apresiasi tinggi perlu diberikan kepada para santri ini, karena sudah memberanikan diri untuk mengkisahkan kesehariannya dalam bentuk tulisan populer remaja. Ada Apa dengan Santri ini juga menjadi cerminan bagi para pembaca, bahwa tidak ada yang sukar dalam proses menulis asal ada tekad seraya dengan konsistensinya.

Peresensi: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama