Pimpinan Pencak Silat Tradisional Garuda Putih, Syaifulloh. (Rabithah)



MOJOWARNO – Awan mendung menyelimuti perjalanan Majalah Suara Pendidikan menuju Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno. Menuju ke kediaman sang Pimpinan Pencak Silat Tradisional Garuda Putih Syaifulloh. Ternyata saat sampai dia sedang asyik menjahit baju di teras rumahya, sungguh pemandangan yang kontras dengan kepiawaiannya dalam seni bela diri.

Dikisahkan Syaifulloh. bahwa awal mula menggeluti seni bela diri khas Melayu Nusantara ini lantaran melanjutkan titah leluhurnya. Sang kakek buyut bernama Mbah Hamil merupakan jawara silat dari Provinsi Banten yang menikahi perempuan Desa Catak Gayam.

“Garuda Putih memang turunan keluarga, dari kakek buyut. Hingga saya merupakan generasi keempat dan masih dipercaya sebagai pimpinan. Sejak di bangku SD diwajibkan ikut latihan secara rutin dan ditarget harus menyelesaikan satu jurus dalam beberapa hari saja. Tak ayal, hingga kini lebih dari 50 jurus sudah terkuasai di luar kepala,” kata pria bertubuh tinggi itu.

Pencak Silat Tradisional Garuda Putih memberikan dampak positif bagi anggota. Sebelum mulai kita tancapkan dahulu nilai-nilai nasionalisme, keagamaan hingga sikap sopan santun dalam menapaki roda kehidupan.

Pencak Silat Tradisional Garuda Putih sudah ada sejak tahun 1940 namun baru terdata oleh Pemerintah pada tahun 2013, papar Syaifulloh. Nama Garuda Putih bukan tanpa arti, kata Garuda melambangkan burung yang mencerminkan bangsa Indonesia yang besar dan kuat sedangkan Putih berarti kesucian hati dan adab yang wajib disandang oleh setiap anggota.

Baca Juga: Pemilihan Bunda Luwes Semarakan HUT DWP dan Hari Ibu

Lebih rinci Syaifulloh menjabarkan bahwa pada tahun 2021 anggota yang terdata lebih kurang 80 dengan empat pembina. Tidak dipungut biaya untuk lauhan, hanya secara swadaya iuran guna melengkapi alat dan seragam. Fokus di usia 6 hingga 17 tahun, anggota tak berasal dari Desa Catak Gayam saja melainkan dari pelbagai kecamatan hingga kabupaten lain seperti Mojokerto.



Lelaki paruh baya itu menjelaskan, “Pencak Silat Tradisional Garuda Putih memberikan dampak positif bagi anggota. Sebelum mulai kita tancapkan dahulu nilai-nilai nasionalisme, keagamaan hingga sikap sopan santun dalam menapaki roda kehidupan. Setelah tampak komitmennya, barulah kita ajarkan jurus bela diri. Anggota yang tak memiliki kepiawaian bela diri dapat berperan memainkan musik pengiring.”



Pembina Pencak Silat Tradisional Garuda Putih yang juga menjadi Kepala Dusun Catak Gayam Selatan, Lukman Fauzi menuturkani bahwa Syaifulloh merupakan sosok pimpinan yang memiliki dedikasi tinggi dalam melestarikan seni tradisional. Meski dalam kondisi kurang sehat namun tetap turun tangan langsung membina anggota yang berlatih setiap Sabtu selama lebih kurang tiga jam.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Data Pencak Silat Tradisional Garuda Putih


Tempat, Tanggal berdiri: Jombang, 13 Januari 2013

Alamat: Desa Catak Gayam, Kecamatan Mojowarno.

Kontak: 085895370611

Penghargaan: Apresiasi Komando Distrik Militer 0814 dalam Festival Pencak Silat Tradisional tahun 2020.

Lebih baru Lebih lama