NASIONAL - Sebagai bentuk kasih sayang terhadap anaknya, orangtua kadang membelikan mainan. Namun saat membeli suatu mainan harus memperhatikan kesesuaian dengan usia anak dan keamanan saat digunakan. Hal ini untuk menghindari kecelakaan saat anak bermain. Contoh sederhana saat anak bermain susun balok, ketika ada ujung rusak yang memiliki sudut tajam bisa berbahaya bagi anak saat digunakan.

Merangkum dari laman Paudpedia Kemendikbud Ristek, ada tips yang bisa diterapkan orangtua maupun guru dalam memilih mainan yang aman agar tidak berbahya bagi anak. Tips memilih mainan yang aman bagi anak:

Pilih Mainan Berdasarkan Kebutuhan Anak


Pilih mainan yang tepat, faktor usia anak menjadi suatu hal yang harus diperhatikan untuk mempertimbangkan berbagai resiko, misalnya:

1. Risiko tersedak atau keselamatan anak.

2. Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk bermain dengan mainan.

3. Kemampuan anak untuk memahami cara menggunakan mainan.

4. Minat, kebutuhan, dan kemampuan pada berbagai tahap perkembangan anak.

Pilih mainan yang terbuat dari bahan alami. Seperti kapas, wol, dan kayu yang tidak dilapisi. Orangtua juga perlu memperhatikan agar menghindari memilih mainan seperti:

1. Mainan kayu tua dengan cat terkelupas, cat mungkin saja mengandung timbal. Pilih mainan yang terbuat dari kain dapat dicuci.

2. Pilih cat, krayon, spidol, dan bahan seni lainnya yang 'tidak mengandung racun', yaitu sudah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI).

3. Beli perlengkapan keselamatan yang sesuai dengan barang tersebut. Seperti helm, pelindung siku dan lutut saat anak bermain sepeda atau sepatu roda.

Perhatikan Bahaya Mainan

Hindari mainan tepi tajam dan titik tajam:
Saat memilih mainan, orangtua perlu memperhatikan tepi tajam dan titik tajam. Hindari mainan berbahan plastik tipis yang mudah pecah dan mainan yang sudah berkarat. Selain itu orangtua juga perlu menghindari memberikan mainan dengan bagian logam kepada balita dan bayi.

Mainan yang berukuran kecil: Untuk mencegah tersedak pada anak-anak berusia 3 tahun atau lebih muda, pastikan mainan dan komponen tidak dapat masuk ke dalam lubang hidung, maupun telinga dan mulut. Mainan yang diberikan bagi bayi harus lembut dan cukup besar sehingga tidak dapat tertelan.

Suara keras: Hindari mainan yang mengeluarkan suara melengking atau keras. Seperti pistol mainan karena dapat merusak pendengaran anak. Penting untuk membaca label peringatan tentang cara menggunakannya dengan aman.

Tali dan senar: Mainan dengan tali atau senar yang lebih panjang dapat berbahaya bagi bayi dan anak kecil. Anak bisa saja memilitkan ke lehernya sehingga tercekik. Sebaiknya orangtua jangan menggantung mainan dengan senar, tali atau pita yang dapat terjangkau anak.

Mainan yang memiliki kandungan material tidak aman: Mainan yang memiliki material tidak ber-SNI, misalnya mainan dengan cat yang berbau tajam, mainan yang mengandung timbal, dan lain sebagainya.

Menjaga Mainan Agar Tidak Cepat Rusak

Agar mainan awet, simpan mainan di tempat yang aman. Jangan biarkan mainan berserakan di lantai saat tidak digunakan. Susun mainan dalam rak mainan yang mudah dijangkau oleh anak. Sehingga anak dapat dibiasakan mengambil dan mengembalikan mainannya secara mandiri.

Periksa mainan secara berkala. Hal yang harus diperhatikan yakni serpihan atau ujung tajam pada mainan yang telah rusak. Jika orangtua menemukan mainan yang rusak, maka terlebih dahulu lihat tingkat kerusakannya, apakah masih layak digunakan atau tidak, jika tidak mungkin sebaiknya dijauhkan dari anak.

Itulah tips memilih mainan yang aman bagi anak. Dengan informasi ini, orangtua bisa lebih paham cara terbaik untuk melindungi anak-anak saat bermain. Jangan biarkan anak bermain sendiri di luar jangkauan atau pengawasan. Orangtua juga harus memperhatikan ketepatan maupun kualitas mainan yang digunakan anak.

Lebih baru Lebih lama