Ilustrasi sedang rehat sebentar saat bekerja. (ist)


NASIONAL - Rutinitas kerap dilekatkan dengan kebosanan. Pasalnya, Anda memang melakukan segala sesuatunya secara berulang dan terjadwal. Psikolog, Saskhya Aulia Prima menyebut justru orang perlu memiliki rutinitas mulai dari bangun tidur, kerja, istirahat, melakukan hobi sampai tidur.

Akan tetapi belakangan, orang mengedepankan rutinitas pekerjaan. Kenapa? Pekerjaan serasa tidak putus berkat penerapan work from home (WFH). Namun menurut Saskhya Aulia Prima, makin sering kerja, makin baik produktivitas. Sayangnya, anggapan itu justru yang terjadi kebalikannya.

Ada riset, seminggu kerja lebih dari 50 jam, produktivitas malah menurun. Jadi yang kita perlukan selain kerja terus, ya berhenti kerja dan cari rutinitas lain. Harus diakui, untuk mereka yang terbiasa bekerja, justru saat berhenti kerja rasanya aneh.

Saskhya Aulia Prima mengatakan otak memang didesain untuk 'mencari' masalah, tetapi bukan berarti saat Anda diam dan tidak bekerja lalu otak bakal mati. Justru dengan rehat, keluar sejenak dari rutinitas biasanya, Anda akan memperoleh aneka manfaat. Antara lain:

1. Meningkatkan kualitas cara berpikir, keluar dari rutinitas memungkinkan Anda melihat masalah dari sisi yang berbeda.

2. Melatih kreativitas, saat melakukan hal baru berarti Anda melatih otak untuk berkenalan, menganalisis lalu meningkatkan kreativitas. Menurut Saskhya, kreativitas diperlukan di bidang kerja apapun, tidak hanya industri kreatif.

3. Manajemen hidup, kegiatan olahraga terbukti mampu membuat individu semakin trampil memanajemen atau mengatur prioritas hidup.

Sementara itu, dia pun mengingatkan, selama beraktivitas di luar rutinitas, ada hal-hal yang sebaiknya dihindari antara lain, abai dengan rutinitas dasar seperti tidur dan makan, lalu melalaikan tanggung jawab.

Sumber/Rewrite: cnnindonesia.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama