Ilustrasi orangtua sedang bermain bersama anaknya. (ist)


NASIONAL - Menjadi orangtua memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Setiap orangtua tentu berharap bisa mengasuh anaknya dengan pola yang benar demi tumbuh kembang optimal baik fisik maupun psikis. Namun dalam praktiknya, tentu masing-masing orangtua punya tantangan yang berbeda dalam mengasuh anak.

Melansir dari akun Instagram Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), mengasuh dengan penuh kesadaran atau mindful parenting penting untuk diterapkan. Mindful parenting merupakan pengasuhan yang terdiri dari aspek kesadaran dengan mendengarkan anak penuh perhatian, mempertahankan kesadaran akan pengalaman emosional anak.

Baca Juga: Saatnya Arsip Sebagai Aset Berharga

Selain itu orangtua juga perlu mengatur emosi diri selama proses pengasuhan, menerima dan tidak menghakimi anak, dan berbelas kasih baik terhadap anak, maupun diri sendiri. Tujuan dari mindful parenting adalah agar orangtua memperhatikan reaksi anak dan agar mampu mengatur ulang atau mengelola emosi. Dengan menerapkan hal ini, orangtua dapat memilih respons yang baik terhadap anak-anak bahkan dalam situasi yang memicu perilaku emosional.

Pola Asuh Mindful Parenting

Mindfullness parenting bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian, memperhatikan dan terlibat dengan apa yang terjadi saat ini pada anak. Hal ini berarti mengarahkan perhatian penuh hanya kepada anak.
Orangtua juga dapat menyampaikan bahwa mereka benar-benar mendengarkan.

2. Kesadaran emosional diri dan anak.
Anak juga butuh dimengerti. Mereka adalah manusia biasa yang juga mempunyai perasaan. Adakalanya anak merasa sedih, kecewa, kesal, marah dan bahagia. Bagaimana emosi atau perasaan anak saat itu, orangtua harus benar-benar memahaminya.

3. Mengatur emosi diri (orangtua) selama proses pengasuhan.
Layaknya seorang anak maka hal yang sangat wajar jika mereka kadang membuat orangtua kesal dan marah. Tapi perasaan tersebut harus dikontrol sebaik mungkin agar tidak melakukan tindakan yang tidak baik untuk tumbuh kembang anak.

4. Menerima dan tidak menghakimi anak, memahami dan mengerti apa yang anak rasakan dan pikirkan.
Dengan tidak menghakimi ketika anak mendapatkan masalah ketika bermain dengan temannya. Misalnya saat terjadi kerusakan pada alat main atau media lainnya. Bahkan ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan harapan.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama