Penghijauan satuan pendidikan bersama para guru dan seluruh anak didik dari kelas A dan B. (ist)


DIWEK – Di era milenial sekarang ini, tuntutan dalam dunia pendidikan semakin meluas. Bukan hanya perolehan transfer ilmu kepada anak didik. Melainkan banyak wali anak didik menginginkan lebih. Terutama dalam membina karakternya sehingga sudah matang dan meresap pada sikap maupun perbuatan dikesehariannya.

Oleh karena itulah, TK PG Tjoekir Diwek mengembangkan program Fullday School dengan pelbagai kegiatan penggemblengan yang dibutuhan oleh anak didik di usia emasnya. Terlebih lagi bagi wali anak didik juga sedang disibukkan dengan pekerjaan. Program Fullday School sedikit banyak akan membantu untuk menitipkan buah hatinya.

Diungkapkan Kepala TK PG Tjoekir Diwek, Wiwik Sulistyowati, S.Pd. dalam program Fullday School ada tiga skala prioritas diantaranya pembentukan karakter anak didik melalui pembiasaan keagamaan, kemandirian, serta kognitif. Guna pembentukan karakter lewat pembiasaan keagamaan yakni dengan mengajak anak didik salat berjamaah di kala Dzuhur dan melafalkan Asmaul Husna, sementara kemandirian diajari makan siang bersama yang dilakukan anak didik sendiri tanpa harus disuapi, sedangkan kognitif dibina melalui pembelajaran yang bermakna.

Dalam program Fullday School harus banyak metode agar tak sampai membuat anak didik merasa bosan. Termasuk sewaktu pengembangan kognitif. Dapat menggunakan banyak metode semisal menerapkan permainan sederhana bersama-sama.

Dijelaskan oleh Wiwik Sulistyowati, “Bila dalam pelaksanaannya menggunakan metode audiotori. Sehingga anak mencontoh dari audio maupun visual baik gerakan salat maupun ucapan Asmaul Husna secara bersama-sama.

Baca Juga: Budidaya Jamur Tiram Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro Potensi Membangun Kemandirian Sosial dan Ekonomi

Diakui Guru Kelas B1, TK PG Tjoekir Diwek, Kumaidah, S.Psi. dalam melatih kedisiplinan dibutuhkan ketelatenan ekstra. Dari menjelaskannya sampai pada mencontohkan melalui sikap keseharian bersama-sama ketika di satuan pendidikan. Memang tidaklah mudah untuk awalnya, namun jikalau sudah menjadi tradisi misalnya saat makan siang, maka dengan sendirinya anak didik terbiasa menunjukkan sikap disiplin tersebut.

Jajaran Guru dan Kepala TK PG Tjoekir Diwek. (Donny)

“Setelah makan siang bersama, kami meminta anak didik membersihkan perabot yang digunakan dikala makan sekaligus cuci tangan. Mereka pun berbaris rapi tanpa berebut dalam menunggu gilirannya,” tutur Khumaidah.

Kegiatan Cooking Class yang diikuti oleh anak didik kelas B (ist)

Sementara itu Guru B2, TK PG Tjoekir Diwek, Khoirun Nisa beranggapan dalam program Fullday School harus banyak metode agar tak sampai membuat anak didik merasa bosan. Termasuk sewaktu pengembangan kognitif. Dapat menggunakan banyak metode semisal menerapkan permainan sederhana bersama-sama.

Suasana pembelajaran di luar kelas. (ist)

Dikatakan oleh Khoirun Nisa yang kini sedang menuntaskan pendidikan S1 Psikologi, “Kita bisa mengajak anak bermain mencari huruf. Jadi anak diminta mencari salah satu huruf dalam surat kabar, kemudian diminta menggunting huruf tersebut dan ditempelkan dibukunya. Ternyata sangat disambut antusias dan berjalan efektif, karena mereka mengira sedang bermain. Padahal sebenarnya belajar di tengah permainan tersebut.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Profil TK PG Tjoekir Diwek

Berdiri: 1 Juni 1982

Akreditasi: A

Jumlah Guru: 7

Jumlah Anak Didik: 54

Ekstrakurikuler: Drumband, Tari Tradisional, Menyanyi.

Lebih baru Lebih lama