Direktur BUMDes Sapta Buwana Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Mochammad Yahya, saat menilik tempat budidaya Jamur Tiram di Dusun Bendo pada Senin (3/1). (Donny)


NGORO – Di era kiwari peran pemuda sangatlah besar dalam membangun sebuah desa. Apalagi jika sudah ditemukan potensi yang dapat dikembangkan. Maka segala ide kreatif hingga tenaganya sangat dapat menjadi wadah dalam tegaknya kemandirian sosial maupun ekonomi desa tersebut.

Hal inilah yang dimanfaatkan Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro melalui Karang Taruna Dusun Genjong Kidul yang memiliki inisiasi dalam pembudidayaan Jamur Tiram. Sehingga dalam perjalanannya dapat menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomi dan memberdayakan kaum mudanya.

Dasar-dasar pembudidayaan akan kami berikan juga, senyampang itu proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran yang apik.

Sekretaris Desa Sidowarek, Moch. Samsul Arifin, S,Pi. mengatakan budidaya Jamur Tiram yang sudah dijalankan dalam kurun waktu setahun terakhir ini mengantarkan Desa Sidowarek ditetapkan sebagai Desa Berdaya oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur di awal 2022. Sehingga berhak memperoleh bantuan sebesar Rp 100 juta rupiah sebagai dana pengembangan.

Baca Juga: SMP Negeri Kudu Try Out dan Membatik Cara Pikat Calon Peserta Didik Baru

Moch. Samsul Arifin menjelaskan, “Sebelumnya telah ditinjau gerakan kemandirian ekonomi masyarakat oleh DPMD Provinsi Jawa Timur melalui budidaya Jamur Tiram ini. Dapat ditarik benang merah bahwa dalam pelaksanaannya mudah dan murah. Sehingga sangat besar sekali potensinya untuk dikembangkan oleh pemuda bahkan masyarakat desa secara umum. Akhirnya menjadi produk unggulan Desa Sidowarek.”

Jajaran pengurus BUMDes Sapta Buwana dan Kepala Desa Sidowarek saat berfoto bersama usai acara launching Jamur Buwana pada Jumat (31/12). (ist)

Kedepannya akan terus dibentangkan lebih luas lagi dari segi produk yang dihasilkan maupun pasarnya dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sapta Buwana, Desa Sidowarek. Diakui Direktur BUMDes Sapta Buwana, Mochammad Yahya sekarang ini produksinya masih kecil dan hanya mampu panen setiap tiga hari sekali sebanyak 20 kilogram. Itu pun sekadar memenuhi pasar lokal di dalam desa sendiri. Padahal Jamur Tiram itu berasal dari Dusun Bendo, Kaden, dan Maron.

Proses pembuatan Bag Log sebagai tempat penumbuhan Jamur Tiram oleh Karang Taruna Dusun Genjong Kidul. (ist)

“Namun kami tak lantas berpangku tangan. Sebaliknya meyakini ini bisa lebih besar lagi hanya saja pelaksanannya bertahap terlebih dahulu. Sebab sifat budidaya Jamur Tiram ini tidak sekali, melainkan berkelanjutan. Oleh karenanya, dasar-dasar pembudidayaan akan kami berikan juga, senyampang itu proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran yang apik,” tegas Mochammad Yahya.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama