Satu porsi Nasi Kikil Mbak In. (Rabithah)


JOMBANG – Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kota Santri memiliki makanan khas yang berbahan dasar kikil. Baik dimasak sup, lodeh, maupun sebagai bahan campuran bakso. Kesemua olahannya tetap saja menjadi primadona utama yang menggugah selera makan.

Seperti Nasi Kikil Mbak In yang kelezatannya sudah tak perlu diragukan lagi. Meski terletak di gang sempit antara gudang, namun eksistensinya mampu menarik minat masyarakat hingga masyhur pula dengan sebutan Nasi Kikil Gang Gudang.

Bukan perkara sulit menemukan warung yang berdiri sejak tahun 1980 ini. Persisnya berada di Jalan KH. Hasyim Ashari 3, Gang Gudang Nomor 1, Kaliwungu. Setelah menemukan gang gudang pengunjung hanya perlu menuju lampu berwarna merah yang terpasang tepat di depan warung.

Resep lodeh dan kikil ini merupakan warisan sang ibu. Hingga kini baik alat memasak seperti tungku, cara membuat, takaran bumbu, hingga kualitas kikil sapi masih asli sesuai pakem resep terdahulu.

Ketika sampai, saya sudah disambut harum semerbak kikil yang dimasak di atas tungku arang. Sang pemilik warung, Sungainah terlihat cekatan melayani pengunjung yang mulai berjubel mengantre. Tanpa berpikir panjang saya langsung memesan satu porsi nasi kikil lengkap dengan teh hangat.

Tak lama kemudian pesanan saya pun datang. Lebih menarik lagi lantaran disuguhkan dengan pincuk (baca: wadah) daun pisang yang makin menambah aroma khasnya. Satu porsi terdiri dari lodeh rebung, kikil, empal sapi serta sambal goreng tempe.

Baca Juga: Taman Betek Bangkit Mandiri Dari Wanaha Rekreasi hingga Penggerak Ekonomi

Pada suapan pertama sengaja saya tujukan untuk kikil yang seakan sudah merayu untuk segera disantap. Rasa gurih kuah lodeh bercampur dengan kelembutan kikil serta rebung seakan memanjakan lidah lantaran tak perlu tenaga untuk mengunyahnya. Lodeh dan kikil cenderung memiliki rasa sedikit asin namun kala dipadukan sambal goreng tempe yang manis menjadikan suatu perpaduan sempurna.

Pemilik Warung Nasi Kikil, Sungainah. (Rabithah)

Disela aktivitasnya melayani pembeli, Sungainah menuturkan bahwa resep lodeh dan kikil ini merupakan warisan sang ibu. Hingga kini baik alat memasak seperti tungku, cara membuat, takaran bumbu, hingga kualitas kikil sapi masih asli sesuai pakem resep terdahulu.

Satu porsi Nasi Kikil Mbak In. (Rabithah)

Tidaklah heran bila, setiap harinya mampu menghabiskan seratus porsi. Namun jumlah porsi berdasar pada ketersediaan kikil dipasar langganannya. Sungainah mengaku, hanya memilih kikil sapi berkualitas, sehingga tak pernah memaksa menyediakan porsi banyak apabila sedang tak ada persediaan kikil sesuai standarnya.

Lampu berwarna merah jadi pertanda keberadaan warung. (Rabithah)

Soal harga, pengunjung tak perlu khawatir lantaran masih terbilang terjangkau untuk satu porsi nasi kikil yaitu Rp 25 ribu. Lantaran jumlah ketersediaannya yang tak menentu, pengunjung jangan sampai kehabisan. Buka dari pukul 18.00 WIB hingga habis dan tutup setiap hari Minggu dan Kamis Kliwon.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama