Ilustrasi seseorang sedang tidur mendengkur. (ist)


NASIONAL - Ngorok atau mendengkur merupakan kondisi ketika seseorang mengeluarkan suara “kur kur” saat tidur. Kondisi ini dapat terjadi ketika udara tidak dapat mengalir lancar melewati hidung dan mulut. Berkaitan dengan penyebab kebiasaan mendengkur, Dokter Klinik Pusat Layanan Kesehatan Universitas Airlangga (PLK Unair), Elfrida Fausthina Lani mengungkap bahwa kebiasaan mendengkur disebabkan oleh menyempitnya saluran napas.

Dia mengatakan, mendengkur dibagi menjadi dua, yakni normal dan tidak normal. Mendengkur dikatakan normal ketika seseorang sangat kelelahan atau menderita penyakit ringan yang apabila lelah atau penyakitnya sembuh, kebiasaan mendengkurnya akan hilang.

Elfrida Fausthina Lani melanjutkan ngorok yang tidak normal itu adalah ketika seseorang itu mengorok tapi dia mempunyai kondisi tidur yang cukup, sekitar 6-8 jam, tapi ketika bangun, rasanya masih ngantuk, tidak fresh. Ketika siang, itu masih ngantuk berat.

Guna mencegah gangguan apnea tidur obstruktif, beberapa tips yang dapat dipraktikkan. Yang pertama, jaga berat badan agar tidak obesitas. Yang kedua, olahraga. Yang ketiga, hindari merokok.

Keabnormalan itu, kemudian disebut dengan gangguan apnea tidur obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA). Ketika tidur, dia terbangun beberapa kali karena terhenti napasnya selama kurang lebih 10 detik. Otomatis otak akan merangsang kan untuk kita itu harus bernapas, akhirnya kayak terkejut.

Elfrida Fausthina Lani menambahkan bahwa gangguan apnea tidur obstruktif tidak hanya dialami oleh orang-orang berumur karena penyempitan saluran napas tidak memandang usia. Penyempitannya ini banyak sebabnya, misal seperti karena otot yang melemah ketika tidur atau ada gangguan pada sarafnya.

Baca Juga: Terapkan Pola Makan Sehat Usai Lebaran

Dokter PLK Unair itu juga mewanti-wanti masyarakat untuk tidak menyepelekan kebiasaan mengorok yang berkelanjutan karena hal itu tentu memengaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menimbulkan penyakit komplikasi. Sebagai dampak dari menurunnya asupan oksigen ke otak, beber Dokter Elfrida, komplikasi yang dapat terjadi antara lain gangguan stroke, gangguan metabolisme, dan masih banyak lagi.

Guna mencegah gangguan apnea tidur obstruktif, Dokter Elfrida membagikan beberapa tips yang dapat dipraktikkan. Yang pertama, jaga berat badan agar tidak obesitas. Yang kedua, olahraga. Yang ketiga, hindari merokok, minum-minuman alkohol, makan-makanan juga harus dipilih juga, tidak sembarangan, tidak sering makan makanan yang hanya daging-dagingan saja, diimbangi juga dengan buah dan sayur.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama