Ilustrasi anak sedang belajar bersama orangtuanya. (ist)


NASIONAL - Ketika anak dihadapkan oleh banyaknya tugas atau materi yang harus ia pelajari, tak jarang rasa malas menghambat anak untuk memulainya. Meski rasa malas memiliki sejumlah sebab, namun mempertahankan kemalasan dapat berisiko bagi pencapaian masa depan anak nantinya. Pasalnya, kemalasan merupakan salah satu hambatan terbesar yang dapat menggagalkan kesuksesan.

Sehingga sudah sewajarnya orangtua membantu anak untuk melawan rasa malas. Namun, marah-marah dan pemberian hukuman yang tidak tepat juga dapat membuat anak semakin enggan belajar, justru membuat anak cenderung belajar dengan terpaksa tanpa menikmati prosesnya. Untuk membantu anak melawan rasa malas belajar atau mengerjakan tugas, berikut ini cara efektif yang bisa orangtua lakukan:

Jangan Biarkan Kebiasaan Suka Menunda-Nunda

Menunda tugas atau belajar merupakan kebiasaan buruk yang masih sering dilakukan banyak remaja. Alih-alih mengerjakan apa yang sedang menjadi kewajibannya sebagai pelajar, anak malah cenderung mengisi waktu dengan kegiatan lain yang sebenarnya tidak lebih penting.

Jika kebiasaan ini tidak segera diubah, tentu keberhasilan anak bisa terhambat. Maka dari itu penting untuk mengingatkan anak agar menyelesaikan tugasnya dan belajar sesuai jadwalnya. Hindari berpikir bahwa semua kewajiban anak akan selesai dengan sendirinya, karena mungkin saja pada akhirnya tugas anak tidak pernah tuntas. Jika kebiasaan menunda-nunda ini sampai dibiarkan, tentu akan merugikan anak dalam menggapai cita-cita dan harapan orang tua.

Ajarkan Anak Terbiasa Membuat Daftar to-do-list
Buatlah daftar to-do-list tentang apa saja hal yang harus remaja selesaikan dalam minggu ini. Cara ini bisa efektif menekan rasa malas, dan anak juga akan lebih terdorong untuk berusaha mencapai apa yang telah ditentukan.

Dan yang tak kalah penting adalah berikan semangat pada anak bahwa ia pasti bisa menyelesaikan daftar tugas tersebut. Hal ini akan membuatnya jadi lebih bersemangat sehingga tidak lagi terjebak dalam kemalasan.

Memiliki Rutinitas Harian
Sebagai orang tua cobalah mengajak anak untuk membuat rutinitas sehari-hari. Hal ini karena remaja umumnya memiliki aktivitas yang padat. Ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memang bersifat penting dan ada pula kegiatan-kegiatan lain yang sebenarnya tidak begitu penting.

Banyaknya kegiatan sering kali membuat anak lebih mudah lelah di awal, dan merasa malas meskipun belum menjalaninya. Untuk mengatasi hal tersebut orangtua dan anak bisa menetapkan jadwal harian. Dengan adanya jadwal harian maka anak dapat mengatur waktu dengan cermat, serta mampu memilih mana aktivitas yang sekiranya penting dan harus didahulukan.

Menempelkan Poster Dengan Quotes Motivasi
Salah satu hal terpenting yang dapat menekan rasa malas adalah motivasi. Ketika orangtua sudah semaksimal mungkin memberikan dukungan, maka anak harus bisa memotivasi dirinya sendiri. Dengan cara apa untuk mengingatkan anak agar memotivasi diri sendiri?

Cara mudah untuk membuat anak mampu memotivasi dirinya sendiri adalah dengan menempelkan poster-poster tokoh favoritnya yang menunjukkan kalimat atau quotes motivasi. Misalnya, anak mengidolakan fisikawan teoretis, Albert Einstein. Maka carilah posternya yang memotivasi anak. Dengan memotivasi diri sendiri, hal ini menjadikan remaja sebagai individu yang memiliki jiwa kerja keras sehingga enggan membuang waktu begitu saja.

Berikan Konsekuensi Dengan Mengambil Hak Istimewanya
Disiplin merupakan salah satu hal yang paling sulit diterapkan dalam hidup seorang remaja. Namun, orangtua harus tetap melakukannya. Ketika seorang anak tidak memiliki sikap disiplin, maka ia akan menjadi individu yang tidak menghargai waktu dan cenderung bermalas-malasan dalam mengerjakan sesuatu.

Ketika berusaha mendisiplinkan anak yang malas belajar, penting bagi orangtua untuk menerapkan konsekuensi. Misalnya, mengambil hak istimewa anak seperti tidak boleh menonton televisi atau mengambil gadgetnya selama beberapa jam agar ia bisa fokus belajar dan mengerjakan tugas. Meski terkesan tidak mudah, namun orangtua harus membiasakan diri dengan hal tersebut. Ketika sudah terbiasa memiliki sikap disiplin, maka anak akan mendapatkan banyak manfaat.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama