Ilustrasi anak sedang belajar bersama orangtua. (ist)


NASIONAL - Setiap orangtua pasti berharap buah hati mereka menjadi orang yang sukses di masa depan. Tapi, tidak ada resep sukses yang bisa dijadikan acuan orangtua karena sukses bergantung pada banyak faktor, termasuk pola pengasuhan orangtua.

Dalam buku yang berjudul Raising an Entrepreneur, penulis Margot Machol Bisnow mewawancarai 70 orangtua yang membesarkan anak hingga menjadi orang dewasa yang sukses. Ditemukan, ada empat gaya pengasuhan keras yang membedakan mereka dari orangtua lain. Apa saja?

Mengajari anak mandiri

Susan dan Anne Wojcicki adalah dua saudara perempuan yang sangat berprestasi. Susan yang awalnya merupakan manajer pemasaran Google menjadi CEO perusahaan tersebut pada tahun 2014. Sedangkan saudaranya, Anne menjadi salah satu pendiri perusahaan genomik dan biotek 23andMe. Ibunda mereka, Esther memercayai kedua putrinya untuk berperilaku secara bertanggung jawab.

Putrinya diberi kebebasan oleh Esther, hal yang mungkin tidak dilakukan banyak orangtua saat ini. Esther menambahkan memberi anak-anak saya kesempatan untuk menjadi sangat mandiri sejak dini. Dia memiliki tiga anak dalam empat tahun, dan tidak ada yang membantu, jadi saya meminta mereka bekerja karena kebutuhan. Susan dan Anne menyukai kebebasan yang mereka dapatkan.

Dia melanjutkan rasa kebebasan itu memberikan mereka banyak kepercayaan diri. Jika kita sebagai orangtua masih ragu untuk memberikan kebebasan seperti yang diterapkan Esther, ada cara lain. Seperti meminta anak untuk mengerjakan sesuatu di rumah demi berkontribusi pada keluarga. Seperti tugas untuk membuat mereka bertanggung jawab dan mengembangkan kepercayaan diri mereka.

Memupuk kasih sayang kepada orang lain

Scott Harrison adalah pendiri Charity: Water, organisasi nirlaba yang memulihkan dan memelihara sumur untuk menyediakan akses berkelanjutan ke air bersih. Hanya dalam waktu 15 tahun, Charity: Water sudah mendanai 60.000 proyek di 29 negara berkembang dan menyediakan air bersih bagi 12 juta orang.

Perusahaan tersebut juga berhasil mengumpulkan hampir setengah miliar dollar AS untuk upaya itu. Sebelum meninggal dunia, Joan, ibunda Scott mengatakan kepada Bisnow kesuksesan sang putra tidak lepas dari gaya pengasuhan yang dia terapkan dengan mengutamakan disiplin dan kerja keras.

Ketika Scott masih di sekolah dasar dan sekolah menengah, Joan membantunya memilah pakaian, buku, dan mainan untuk diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan. Dengan menyadari masalah orang lain sejak awal, anak akan terdorong untuk bertanya apakah sesuatu itu benar-benar harus seperti ini? atau bagaimana saya bisa membuat mereka menjadi lebih baik?

Tidak takut gagal

Nia Batts adalah co-founder Detroit Blows, layanan kecantikan dan rambut. Sekitar 10 tahun yang lalu, dia masih bekerja di perusahaan media massa global Viacom. Apa yang membuat Nia berani meninggalkan posisinya yang aman di Viacom dan membuka bisnis baru?

Menurut wanita itu, dia sudah mempelajari hikmah dari kegagalan lebih awal dan sering ketika dia masih muda. Ibunda nia adalah pengacara persidangan. Sering menang, kadang kalah. Nia ingat ayahnya sering bertanya kepadanya, apa yang gagal kamu lakukan hari ini?

Ayah bertanya kepada nia, saat masih muda dan mengantarnya pergi atau pulang dari sekolah. Dia bertanya ketika kuliah, dan dia lebih sering bertanya kepada saat mulai bekerja. Begitu banyak orangtua mencoba membuat anak terhindar dari kegagalan. Namun orangtua Nia justru sebaliknya.

Orangtua nia bersemangat untuk menyaksikan proses saat saya tumbuh dewasa dan memelajari pelajaran itu. Ayah mengajari bahwa dalam luka terdapat pemberian, dan dalam kegagalan terdapat peluang.

Tidak mengendalikan, tetapi memantau anak

Anak membutuhkan waktu untuk menemukan jalan hidup mereka. Banyak yang mengalami periode di mana anak kehilangan arah. Dalam situasi ini, beberapa orangtua menganggap anak-anak mereka tersesat ke jalan yang salah.

Namun, orangtua dari anak yang tumbuh menjadi pengusaha cenderung melihat anak mereka sedang menggali atau menjelajahi sesuatu. Jika kita ingin membesarkan anak agar menjadi pengusaha sukses, pimpinlah anak dengan mengikuti ke mana pun anak pergi, bukan mengendalikan anak.

Menurut pengarang Kenneth Ginsburg, bukan perkara mudah untuk membiarkan anak menemukan jalan mereka sendiri. Kita ingin membantu, memperbaiki, dan membimbing anak tetapi. harus ingat, ketika kita membiarkan anak mencari tahu sendiri, ucapkan dalam hati 'saya rasa saya kompeten dan bijaksana'.

Cobalah melihat keinginan, minat, hal yang dikuasai, dan sesuatu yang membuat anak bahagia. Biarkan mereka menemukan hal itu, dan orangtua menjadi pendukung. Katakan kepada anak betapa kita bangga terhadap mereka karena berhasil di jalan yang sudah mereka ambil. Pada akhirnya, anak belum tentu berkarier di bidang yang sesuai bayangan kita. Namun jika anak sanggup mengejar hasrat mereka, mereka akan bahagia dan puas. Bukankah itu yang diinginkan setiap orangtua untuk anak mereka?

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama