Bengkel arsitektur Joko Siswoyo terletak di Desa Pulorejo, Kecamatan Tembelang. (Rabithah)


TEMBELANG – Hobi menjadi ladang rezeki, seakan melakoni kesenangan dan mendapatkan bonus berupa keuntungan material. Itulah yang dirasakan Joko Siswoyo yang memiliki kegemaran berburu barang antik serta ornamen kuno pada rumah masa kolonial.

Lelaki ramah dan penuh canda ini selalu mengawali baik hobi dan bisnisnya dengan membaca serangkaian referensi pendukung, berselancar di internet, bahkan berkeliling untuk menemukan rumah kuno yang sesuai dengan targetnya. Dari sanalah Joko Siswoyo juga mempelajari pelbagai jenis rumah kuno yang rata-rata peninggalan zaman pendudukan Belanda di Indonesia.

Usaha serba kuno rintisan Joko Siswoyo ini telah mampu menembus pasar Eropa khususnya ornamen jendela kaca.

“Terkadang saya agak miris ketika menemukan rumah dan barang antik terbengkalai begitu saja. Tak jarang juga dihancurkan dengan sengaja tanpa melihat betapa berharganya bangunan tersebut serta perabot didalamnya yang mulai lusuh dan rusak. Padahal kalau masih memungkinkan diperbaiki maka akan memiliki nilai jual yang tinggi,” ujar Joko Siswoyo.

Baca Juga: Wayang Potehi Gudo Goes To Holland

Bila sudah menemukan setiap ornamen bagian yang memungkinkan dibentuk menjadi sebuah rumah utuh selaiknya pintu, jendela, dinding kayu, meja, kursi, pajangan, lampu, dan serangkaian kelengkapan lainnya kemudian dijual oleh lelaki berusia 47 tahun ini.

Joko Siswoyo. (Rabithah)

Bahkan sangking cintanya akan barang peninggalan dari Negeri Kincir Angin ini, Joko Siswoyo membuat replikanya yang memiliki kesamaan persis. Di bantu 16 orang tukang dari pelbagai wilayah di negeri ini, membuat replika rumah zaman kolonial hingga menawarkan jasa memperbaikinya.

Salah satu karyawan Joko Siswoyo, Aris saat memotong kaca. (Rabithah)

Pria yang juga menggandrungi sepeda jenis Onthel ini menyampaikan, “Saya mulai serius menekuni usaha ini pada tahun 2012. Kemudian merintis satu persatu ornamen yang dibutuhkan dalam membuat rumah masa lampau. Ditambah pula menyediakan jasa perbaikan rumah lama peninggalan orang-orang dahulu. Hingga kini sudah membangun 15 rumah kolonial dengan waktu pengerjaan yang dibutuhkan sekitar 8 bulan untuk setiap satu rumah.”

Karyawan Joko Siswoyo bagian spesialis kaca, Aris menuturkan memang kebagian menangani segala kerajinan kaca. Namun dari bentuk, bahan, warna, dan desain sudah diberikan oleh Joko Siswoyo sehingga tinggal mengerjakan saja. Tetapi berbeda dari membuat kaca jendela pada umumnya, selain harus berhati-hati karena bahan dasarnya impor dari luar negeri juga tergolong tajam. Dibutuhkan waktu 4 hari bahkan lebih untuk satu jendela melihat tingkat kesulitanya juga.

Proses memasang kaca pada jendela. (Rabithah)

Usaha serba kuno rintisan Joko Siswoyo ini telah mampu menembus pasar Eropa khususnya ornamen jendela kaca. Hingga meraup omzet sebesar 80 juta perbulan dan mampu menggaji setiap karyawannya sekitar lima juta perbulan. Kedepannya akan mengembangkan kerajinan hiasan mozaik yang berasal dari serpihan sisa kaca.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama