Peserta didik bersama Anida Wahdatuz Zakiyah, saat mencoba karya aliran listrik. (Donny)

JOMBANG – Sekarang ini sumber pembelajaran tidaklah semata dari satuan pendidikan saja. Melainkan dari aspek luar satuan pendidikan sangat memungkinkan memberikan pengetahuan tambahan sebagai variasi pengembangan pembelajaran kepada peserta didik. Seperti halnya yang terjadi di SMP Darul Ulum 2 Jombang yang sejak awal tahun pelajaran 2021/2022 menjadwalkan kunjungan ke home industri yang ada di pelbagai belahan Kota Santri.
Pastinya harus ada penyesuaian karena mereka notabene masih kategori pembelajar. Guru pun dapat memberikan alternatif lain yang lebih dapat dijangkau.

Menurut Kepala SMP Darul Ulum 2 Jombang, Anida Wahdatuz Zakiyah, S.Pd. bahwa kunjungan ke home industri ini dapat membuka cakrawala pemikiran peserta didik baik tentang keterampilan yang dapat ditekuni dengan serius maupun menyibak gambaran akan masa depannya mendatang sesusai menyelesaikan pendidikannya.

Baca Juga: Meramu RPP Kontekstual Mulok Keagamaan Kristen

Anida Wahdatuz Zakiyah menuturkan, “Langkah ini selain mengenalkan juga mempertajam kepiawaian peserta didik misalnya dalam membuat prakarya. Sebab belajar dari hal yang sederhana kemudian berlanjut ketingkatan selanjutnya yang lebih rumit dan membutuhkan pemikiran serta inovasi tersendiri. Misalkan saja dalam merangkai aliran listrik hingga menyusun robotik sederhana.”


Proses pembuatan wadah pembibitan tanaman di sekolah dengan botol bekas dan handuk. (ist)

Oleh karenanya, peserta didik diwajibkan membuat laporan hasil kunjungan yang dilengkapi dengan potensi lain untuk dikembangan berdasarkan ide kreatifnya. Dengan demikian, peserta didik diajak untuk melihat peluang yang sangat mungkin dikembangkannya bila menjalankan home industri serupa.

Guru Prakarya, SMP Darul Ulum 2 Jombang, Dina Kartika Sari, S.Pd. pun menambahkan jika mesti ada penyesuaian dalam penguatan keterampilan peserta didik usai kunjungan home industri dengan kondisi peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang ditelorkan dapat dijalankan, tak hanya terhenti dalam skala pemikiran atau konsep belaka.

Praktik prakarya robotik sederhana dengan sikat gigi. (Donny)

“Pastinya harus ada penyesuaian karena mereka notabene masih kategori pembelajar. Guru pun dapat memberikan alternatif lain yang lebih dapat dijangkau. Katakanlah menggunakan bahan yang mudah serta murah. Selanjutnya diarahkan memuat prakarya yang tidak biasa namun sangat berguna untuk menunjang aktivitas keseharian,” terang Dina Kartika Sari.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa
Lebih baru Lebih lama