Anak didik belajar berkomunikasi. (Rabithah)


KUDU – Keterampilan berkomunikasi anak didik harus terus di tempa sejak dini. Sehingga nantinya akan membantu bilamana sudah beranjak dewasa dan masuk dalam lingkungan yang baru. TK Linggarjati Kudu memahami akan pentingnya kemampuan berkomunikasi anak didiknya, oleh karenanya dalam setiap kesempatan selalu diajarkan menggunakan metode Loose Part atau dari bahan di sekitar.

Kepala TK Linggarjati Kudu, Sri Wahyuni, S.Pd. mengatakan dalam keterampilan berkomunikasi yang dimaksudkan adalah penggunaan bahasa yang tepat. Pada dasarnya ada tiga komponen utama dalam berkomunikasi yaitu berbicara, mendengar, dan mencerna pesan. Diketahui anak didik akan cenderung menggunakan Bahasa Ibu atau bahasa pertama yang diperolehnya dan biasa digunakan dalam kesehariannya. Terkadang masih ada tatanan yang kurang sesuai dan perlu diperbaiki.

Kemampuan berkomunikasi yang tidak hanya dari banyaknya perbendaharaan kata, melainkan juga kepercayaan dirinya sehingga maksud yang disampaikan dapat dicerna oleh lawan bicaranya.

“Termasuk pada penggunaan bahasa keduanya yakni Bahasa Indonesia. Butuh sebuah penyesuaian yang tepat supaya tidak salah dalam menggunakan maupun penempatannya. Oleh karena itu, meraka kami ajarkan bagaimana mendengarkan dengan baik sehingga mampu merespon yang sesuai konteks,” jelas Sri Wahyuni.

Baca Juga: Mudah dan Menyenangkannya Belajar Matematika

Kemudian mengurangi penggunaan bahasa isyarat yang sekadar menunjuk, memukul, ataupun dengan pelbagai gerakan. Jadi sebisa mungkin anak didik harus menyampaikan dengan tutur kata yang baik. Sekaligus mengajari anak didik dalam berkomunikasi yang santun serta sopan.

Keseruan belajar berkomunikasi. (Rabithah)

Guru TK Linggarjati Kudu, Dian Renny Iskandar, S.Pd. mengatakan sebagai besar anak didik menganal kosa kata baru dari permainan gedget. Itu pun berjalan satu arah tanpa bisa memberikan balasan secara langsung. Namun begitu dikenalkan dengan permainan alat komunikasi menggunakan gelas air mineral yang disambung dengan benang, anak didik menjadi semangat dalam berkomunikasi dengan sesama temannya maupun guru. Langkah inilah yang disebut sebagai Loose Part karena menggunakan bahan yang ada disekitaran.

Kepala sekolah (kiri) dan guru TK Linggarjati Kudu. (Rabithah)

Dian Ranny Iskandar mengungkapkan, “Anak didik seolah berbicara di telepon dengan temannya karena terpaut jarak. Guru tinggal mengarahkan tema pembicaraannya saja. Selanjutnya anak didik dengan sendirinya akan mengembangkannya berdasakan pengalamannya.”

Kepala sekolah, guru dan anak didik TK Linggarjati Kudu. (Rabithah)

Selain melalui simulasi berkomunikasi, kemampuan anak didik dalam menjalin komunikasi juga dapat dilihat manakala menyanyikan lagu nasional, menghafalkan surah pendek, hingga salawat menggunakan pengeras suara. Satu sisi yang perlu dicermati adalah kemampuan berkomunikasi yang tidak hanya dari banyaknya perbendaharaan kata, melainkan juga kepercayaan dirinya sehingga maksud yang disampaikan dapat dicerna oleh lawan bicaranya.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

TK LINGGARJATI KUDU

a. Jumlah guru : 3

b. Jumlah anak didik : 50

c. Kegiatan Unggulan : Outing class, seni tari, senam ceria, belajar salat dan mengaji

d. Prestasi :

1. Juara I Guru berprestasi Kecamatan Kudu tahun 2017

2. Juara I Lomba Mewarnai Kecamatan Kudu tahun 2018

3. Juara I Lomba Mengarsir Kecamatan Kudu tahun 2019

Lebih baru Lebih lama