Ilustrasi orangtua sedang marah dengan anaknya. (ist)


NASIONAL - Sebutan strict parents menjadi bahasa gaul yang lagi banyak diperbincangkan di internet. Strict parents merupakan penggabungan dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu strict yang bermakna ketat, keras, atau sempurna. Sedangkan parents berarti orangtua, ayah dan ibu. Dua kata itu pun melahirkan satu makna yang menggambarkan pola asuh anak yang terlalu menuntut. Tapi, apa makna sebenarnya dari istilah strict parents?

Melansir Parenting for Brains, dalam ilmu psikologi strict parents adalah kata yang mendefinisikan pola asuh orangtua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anak-anak mereka. Gaya pengasuhan tersebut cenderung otoriter, mereka akan bertindak tegas pada beberapa hal yang menyangkut anak-anaknya, seperti nilai kedisplinan, kepatuhan, hingga pilihan atau keputusan anak.

Kebanyakan strict parents juga tidak mengizinkan anak-anak mereka menyuarakan pendapat atau mempertanyakan tentang keputusan yang orangtua buat. Mereka mempraktikkan gaya pengasuhan orangtua yang punya kendali terhadap anak.

Alasan dan ciri-ciri strict parents

Pandangan orangtua yang patut dihargai sepertinya jadi alasan terkuat para orangtua menerapkan gaya pengasuhan ini. Mereka cenderung tidak menyadari bahwa aturan yang mereka terapkan cenderung mengunci kebebasan anak dalam banyak hal. Tapi, semua itu bertujuan baik agar anak tidak mengalami hal-hal buruk atau kekacauan yang dialami orang tua saat mereka masih muda.

Sebagian besar strict parents membenarkan pilihan gaya pengasuhan yang seperti itu atas alasan pola asuh terbaik bagi anak-anak. Mereka tidak ingin anak-anak punya karakter membangkang, sebab pola asuh yang membebaskan anak dianggap membuat anak-anak berani melawan orangtua hingga tidak menjadi pribadi penurut. Mungkin para orangtua tidak menyadari bahwa pola asuh yang mereka terapkan adalah strict parents. Namun, ciri-ciri pola asuh strict parents dapat digambarkan melalui perilaku berikut ini.

1. Memiliki banyak aturan ketat dan menuntut

2. Menuntut anak mereka mematuhi aturan tanpa toleransi

3. Menghukum jika anak tidak patuh atau melanggar sesuatu

4. Menggunakan kata-kata kasar terhadap anak

5. Memiliki harapan tinggi terhadap anak yang tidak realistis

6. Tidak menoleransi kesalahan

7. Menganggap keputusan orangtua selalu benar

8. Ada batas antara orangtua dan anak

9. Bersikap dingin dan tidak terlalu responsif pada anak

10. Memandang prestasi nilai akademis menjadi suatu keberhasilan

Dampak strict parents pada anak

Ada beberapa risiko atau dampak dari perilaku terlalu menuntut. Misalnya, anak memiliki perilaku antisosial, pemarah, memberontak dan melawan akibat terlalu dikekang. Anak-anak akan belajar apa yang mereka jalani dan dicontohkan orangtua. Ketika orangtua mendisiplinkan anak-anak dengan emosi, hukuman, atau ancaman, maka mereka akan berlaku demikian ketika emosinya tidak stabil.

Akibatnya, anak telah belajar menjadi lebih memberontak, impulsif, pemarah, ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan. Selain itu, pola asuh tersebut juga memicu anak menjadi pembohong karena secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk selalu berkata iya daripada mengutarakan yang sesungguhnya. Mereka akan cenderung berperilaku baik di dalam rumah, tetapi menjadi orang berbeda ketika tidak ada orangtua di rumah atau di luar rumah.

Anak-anak juga akan merasa tidak berharga dan kurang percaya diri, karena mereka tidak terlatih dalam mengambil keputusan. Efek yang paling merusak dari gaya pengasuhan strict parents adalah munculnya ketegangan pada hubungan orangtua dan anak. Sebab, tidak semua anak suka dikendalikan. Mereka perlu belajar untuk lebih mandiri dalam mengambil sikap dan keputusan. Pada orangtua yang terlalu mengontrol anak, pikirkan lagi hubungan itu sampai 20 tahun mendatang.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama