Praktik tari Bapang. (Rabithah)


JOMBANG – Melestarikan kesenian dan kebudayaan daerah memang membutuhkan peran serta dan tekan semua pihak. Salah satunya yang paling potensial adalah melalu lajur pendidikan. Seraya menjadi muatan pembelajaran peserta didik, kesenian serta kebudayaan dapat mengambil bagian dalam aksi mewadahi potensi yang ada. Sehingga dengan begitu kelestariannya dapat terus terjaga hingga ke generasi sekarang yang telah banyak terdekotomi oleh arus kemajuan zaman.

Sekarang selain fasilitas pendukung dalam tarian tersebut dan penggarapan Besutan yang harus dilengkapi. Juga diperlukan video berjenis audio-visual sebagai bahan pembelajaran.

Agar semakin padu dan kuat, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang menyelenggarakan Workshop dan Lokakarya Seni Budaya Tradisional pada (28 s.d 29/6) di Aula Terbuka Ruang Tebuka Hijau (RTH) Disdikbud Kabupaten Jombang. Pesertanya merupakan para guru SDN dan SMP Negeri Se Kabupaten Jombang.

Baca Juga: Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Membuka Gerbang Pembelajaran Bermakna

Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Bambang Rudy Tjahjo Suharjono mengutarakan memang menumbuhkan kegandrungan generasi muda terhadap kesenian dan kebudayaan tradisional butuh konjungsi yang tepat. Peran itu diambil oleh guru sehingga dibutuhkan kecapakan dalam penyampaian warisan adiluhung dengan baik kepada peserta didik.

Pelatihan tari Kelono. (Rabithah)

“Oleh karenanya wajib bagi guru yang di dapuk sebagai peserta mengikuti dengan serius agar transfer keilmuan dapat merambah secara merata. Baik dari guru ke guru, maupun guru ke peserta didik. Selanjutnya diimplementasikan kedalam praktik unjuk pentas seni dan budaya,” tegas Bambang Rudy Tjahjo Suharjono.

Peserta mengikuti arahan pelatih untuk tari Panji. (Rabithah)

Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Dian Yunitasari, M.Pd. menjelaskan setidaknya ada 120 peserta yang mengikuti. Mereka akan dilatih beragam kesenian dan budaya asli Jombang seperti Tari Sandur Manduro, Wayang Topeng Jatiduwur, Remo, hingga Besutan. Walaupun tidak semua harus dipraktikan nantinya di satuan pendidikan, namun diharapkan peserta mampu menguasai juga ragam kesenian serta kebudayaan asli Kota Ning Rusmini ini.

Workshop dan Lokakarya Sandur Manduro pada tari Jaran Sembrani. (Rabithah)

Dian Yuitasari mengatakan, “Sekarang selain fasilitas pendukung dalam tarian tersebut dan penggarapan Besutan yang harus dilengkapi. Juga diperlukan video berjenis audio-visual sebagai bahan pembelajaran. Dengan kata lain, peserta dapat mendalami sendiri di luar jadwal Workshop dan Lokakarya Seni Budaya Tradisional yang hanya sebentar saja.”

Jajaran pegawai Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Jombang bersama peserta Workshop dan Lokakarya Seni Budaya Tradisional. (Rabithah)

Salah seorang peserta Workshop dan Lokakarya Seni dan Budaya Tradisional asal SDN Pengampon I Kabuh, Catur Fitriya Hariastansti, S.Pd. mengaku senang mengikuti kegiatan ini. Selain mempelajari tiap lekuk gerakan tari asli Jombang, juga diinformasikan falsafah yang termaktup didalamnya. sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan untuk dibagikan kepada yang lain.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama