![]() |
Kirab Budaya Desa Balongbesuk, masyarakat memerankan sosok binatang kerbau. (ist) |
DIWEK – Kegiatan sedekah bumi yang memiliki filosofi wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas semua karunianya tentu menjadi acara yang selalu dinanti warga desa. Namun apabila ditelaah dengan seksama, setiap rangkaian acara sedekah desa pastinya memiliki satu kegiatan yang khas berupa syarat atau pantangan yang masih dipegang teguh.
Kerbaunya diharuskan berjenis kelamin jantan. Mereka yang berhak menerima daging kerbau adalah Gonggo yaitu sebutan bagi warga yang memiliki tanah perkebunan atau sawah.
Salah satunya yang tetap lestari adalah Sedekah Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek. Diceritakan oleh sesepuh Desa Balongbesuk, Mbah Sadji bahwa tradisi yang masih dilakukan saban tahun ini tak lepas dari kisah yang melatari berdirinya desa dan aktivitas para sesepuhnya di masa lampau. Untuk itu sebagai wujud rasa hormat saat acara sedekah desa selalu menaruh sesajen yang berjumlah 17 di setiap sudut desa.
Baca Juga: Berdebat dengan Menggunakan Kalimat Bijak Teknik Tepat Diterapkan pada Peserta Didik
Mbah Sadji menuturkan, “Tradisi Sedekah Desa Balongbesuk sudah ada sejak awal berdirinya desa, biasanya dilakukan tepat hari Rabu, Kamis Kliwon atau Jumat Legi pada Bulan Zulhijah dan bersamaan dengan panen. Dahulu terdapat upacara yang mengharuskan menyembelih banteng sebagai wujud seserahan dan syukur. Seiring berjalannya waktu, mencari banteng dirasa sangat susah. Akhirnya menginjak periode tahun 1980 digantingan jadi kerbau, sebab saat itu masih banyak warga Desa Balongbesuk yang memelihara hewan yang identik berwarna hitam ini.”
![]() |
Kepala kerbau sesaat sebelum dimasak. (Rabithah) |
Meski saat ini mencari kerbau juga bukan perkara yang mudah, namun setiap tahunnya selalu mengupayakan mendatangkan kerbau dari pelbagai wilayah, imbuh Mbah Sadji. Tahun ini mendapat kerbau dari hutan Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Karena sudah dianggap hewan langka, maka untuk harganya juga terbilang selangit.
![]() |
Hewan kerbau sebelum disembelih. (Rabithah) |
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Mantan Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Balongbesuk, Ali Masruqin, bahwa kerbaunya diharuskan berjenis kelamin jantan. Mereka yang berhak menerima daging kerbau adalah Gonggo yaitu sebutan bagi warga yang memiliki tanah perkebunan atau sawah. Kemudian Gonggo memiliki kewajiban memasak daging tersebut, namun tak ada patokan khusus terkait jenis masakan yang dianjurkan. Uniknya juru masak daging kerbau tersebut tak diperkenankan mencicipi masakannya, hal ini sebagai wujud keikhlasan dan menghormati penerima sedekah ini.
![]() |
Proses pembagian daging kerbau kepada Gonggo. (ist) |
“Hari berikutnya para Gonggo akan melaksanakan kirab budaya dengan membawa masakan daging kerbau tersebut. Sepanjang jalan akan membagikannya kepada warga yang menghendaki, kegiatan ini sering disebut dengan Usik. Kendati demikian, tak semua warga memiliki keberanian ataupun suka menyantap daging kerbau yang terbilang lebih berserat dan alot ini,” terang Ali Masruqin.
![]() |
Sesajen yang diletakkan di setiap sudut desa. (Rabithah) |
Kepala Dusun Balongbesuk, Bagus Setiawan memungkasi bahwa untuk tahun ini, acara sedekah Desa Balongbesuk dilaksanakan pada hari Rabu s.d Kamis (27-28/07). Rangkaian acaranya adalah; pengajian dan doa bersama untuk para leluhur, kirab budaya dari balai desa menuju punden Mbah Sumber, pertunjukkan kesenian Tari Remo dan Tari Kreasi Yuk Resik oleh peserta didik SDN Balongbesuk Diwek. Acara diakhiri dengan pertunjukan Macapat Melati Ronce dan Campursari Kirun.
Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa