Game yang diikuti salah satu kelompok. (ist)


WONOSALAM – Ungkapan pengalaman adalah guru terbaik dalam segala aspek kehidupan pada implementasinya memang menjadi sebuah fakta yang sulit terbantahkan. Dalam bidang pendidikan pun sama halnya. Suntikan daya pengalaman melalui kegiatan praktik kala membersamai proses peserta didik menyibak segala pengetahuan, tentu akan menambah kekayaan pemahaman yang tak hanya bersifat tekstual. Melainkan juga mampu di ambil dari lingkungan sekitar dengan segala rupa dan bentuknya.

Untuk itu pada Kamis (29/9) lalu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang menghelat sebuah agenda yang berisikan kompetisi cerdas cermat antar SD dan MI se-Kecamatan Wonosalam, dengan nama Smart Kehati. Kepala Bidang Konservasi Lingkungan, DLH Kabupaten Jombang, Lilik Purwati, S.T., M.M menerangkan, dalam perlombaan tersebut, seluruh peserta didik dari tiap satuan pendidikan tidak ada batasan maksimal dan minimum kelas. Akan tetapi, saban satuan pendidikan mengirimkan delegasinya secara berkelompok yang terdiri dari tiga peserta didik.

Implikasi positif dari kegiatan cerdas cermat dengan metode praktik identifikasi aneka hayati ini tak hanya memberikan pengetahuan baru bagi peserta didik. Tetapi juga sebuah pengalaman akan pentingnya sikap dan tindakan dalam melestarikan pelbagai jenis hayati yang ada lingkungan sekitarnya.

“Sebagai modal pengenalan dan memberi pengetahuan peserta didik akan kekayaan hayati di lingkungannya, gelaran cerdas cermat ini memang sengaja kami adakan di Taman Kehati yang berlokasi di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam. Adapun metode cerdas cermat yang kami lombakan tidak berpatok pada pengerjaan soal tertulis. Akan tetapi, turut mengasah kepekaan peserta didik dalam mengidentifikasi jenis kekayaan hayati yang ada,” ujar Lilik Purwati.

Baca Juga: Mutiara Filzah Bakat Meramu Warna

Selanjutnya Lilik Purwati menambahkan, guna memudahkan pemahaman peserta didik saat cerdas cermat berlangsung, sebelumnya diberikan modul yang berisikan pemaparan teknis perlombaan. Mulai dari bentuk lomba sampai penilaiannya.

Aktivitas identifikasi aneka tumbuhan. (ist)

“Keseluruhan peserta didik yang mengikuti cerdas cermat ini terbagi menjadi 28 tim dan terbagi ke dalam enam pos. Pos yang dimaksudkan ialah tempat kelompok beradu ketajaman naluri identifikasinya terhadap tumbuhan disekitarnya, yang mana juga terdapat game edukasi. Lalu ketika sudah didapat kelompok mendapat nilai di babak penyisihan ini, maka selanjutnya melaju ke babak final. Sampai disini peserta didik beradu cepat dalam menjawab pertanyaan yang sudah disusun serta dinilai oleh Mahasiswa Departemen Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember selaku pihak ketigayang mendukung terselenggaranya cerdas cermat ini selain dari Indonesia Power. Dari keseluruhan proses tersebut, penentuan juara I sampai harapan III akan diambil dari perolehan nilai tertinggi,” imbuh Lilik Purwati.

Penampilan salah satu kelompok peserta didik sebagai pengisi acara. (ist)

Sementara itu dihubungi terpisah via sambungan WhatsApp, Koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Kecamatan Wonosalam, Dedy Kasiono, M.Pd. menjabarkan, implikasi positif dari kegiatan cerdas cermat dengan metode praktik identifikasi aneka hayati ini tak hanya memberikan pengetahuan baru bagi peserta didik. Tetapi juga sebuah pengalaman akan pentingnya sikap dan tindakan dalam melestarikan pelbagai jenis hayati yang ada lingkungan sekitarnya.

Seremoni penyerahan sertifikat kepada para pemenang. (ist)

“Tentunya jenjang dasar cukup penting diberikan wawasan sadar lingkungan semacam ini. Sebab dengan lestarinya lingkungan disini, khususnya Kecamatan Wonosalam, peserta didik maupun guru dapat menjadikannya sebagai kawahcandradimuka pembelajaran yang tak habis memberikan segala pengetahuan,” tandas Dedy Kasiono.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama