Para peserta Workshop II Pawai Budaya Jombang 2022. (Rabithah)


JOMBANG –
Menuju pagelaran Pawai Budaya Jombang 2022 dengan tema utama Jombang Culture Night Carnival semua pihak mulai bersiasat untuk menyukseskannya. Setelah menuntaskan Workshop I pada Kamis (29/9) lalu, kini para peserta kembali berkumpul di acara Workshop II Pawai Budaya Jombang 2022 dengan pembahasan kreatifitas dalam seni pertunjukan dan tata pencahayaan pada Jumat (7/10) di Aula II Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang.

Kepala Seksi Sejarah dan Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Anom Antono, S.Sn. menyampaikan bahwa usai melaksanakan Workshop kedua ini, para peserta akan kembali dihadirkan pada agenda Technical Meeting (TM) pada Jumat (14/10). Saat TM para peserta akan mengumpulkan rekaman musik pengiring dan sinopsis dari tema yang dibawakan.

Untuk pencahayaan para peserta tak harus menggunakan lampu khusus busana yang terbilang mahal dan susah mencarinya bila harus dipadukan sesuai busana.

Sementara itu Dewan Pengamat Pawai Budaya Jombang 2022, Imam Ghozali Ar yang didapuk sebagai pemateri yang berkaitan dengan seni pertunjukkan, menegaskan bahwa dewan kurator maupun dewan pengamat sebagai juri tak membatasi segala kreatifitas para peserta. Kendati demikian harus bersifat asli dan otentik tak memiliki kemiripan atau bahkan mencontoh busana maupun ide serupa di kota lain. Apabila ada salah satu peserta yang terindikasi memesan atau mencontoh busana akan sangat merugikan lantaran akan mengurangi penilaian.

Baca Juga: Sujono Potensi Mengantarkan Mendulang Prestasi

Imam Ghozali Ar mengatakan, “Untuk seni pertunjukkan, para peserta harus memiliki keahlian menjalin interaksi dengan penonton. Terlebih saat menyajikan pertunjukkan di depan panggung kehormatan harus dipastikan bahwa para penonton akan terkesima dengan melihat ataupun mendengar musik yang dimainkan. Meskipun terkesan sepele, selain harus sempurna memainkan koreo juga harus memerhatikan mimik wajah baik itu senyuman hingga lirikan mata yang diselaraskan dengan jalan cerita pada sinopsis.

Imam Ghozali saat memaparkan materi. (Rabithah)

Materi berikutnya perihal tata pencahayaan disampikan oleh, Dewan Pengamat Pawai Budaya Jombang 2022, Nanda Sukmana bahwa untuk pencahayaan para peserta tak harus menggunakan lampu khusus busana yang terbilang mahal dan susah mencarinya bila harus dipadukan sesuai busana. Oleh sebab itu bisa mengreasikannya dengan senter biasa yang dihias sedemikian rupa hingga tak berbentuk senter pada umumnya.

Nanda Sukmana yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jombang itu menandaskan bahwa, “Selanjutnya guna menyiasati pewarnaan, pada bagian lampu dapat ditutup dengan kertas atau mika berwarna yang transparan. Sedangkan untuk penempatannya dapat ditempelkan pada tongkat atau ditali di badan ketika berjalan. Saat menari pada sisi lainya para pengiring dapat membuat gerakan yang rampak memainkan senter.”

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama