Satu porsi bakso soto Pak Di. (Rabithah)


JOMBANG –
Menjadi salah satu warung soto tertua dan terlaris di sekitar Desa Denanyar tak membuat pemilik soto daging Pak Di berpuas diri. Inovasi terus digalakkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya yang berasal dari pelbagai daerah dan rentan usia yang juga merata dari anak-anak hingga dewasa.

Ditemui disela kegiatannya berjualan, Pemilik Warung Soto Pak Di, Iftahul Karim yang juga merupakan menantu Pak Di, bahwa warung soto tersebut telah ada sejak tahun 1979. Dahulu berada di pinggir jalan embong miring Desa Denanyar tepatnya disebelah gapura pintu masuk desa. Kemudian pada tahun 2020 berpindah ke tempat yang lebih luas di jalan Laksa Adi Sucipto nomor 64, Desa Denanyar.

Ketika dipadukan dengan potongan bakso, sungguh menjadi pengalaman menyantap makanan yang unik. Bakso yang juga berserat laiknya daging murni menjadi perpaduan yang cocok dengan kuah bakso tersebut.

Iftahul Karim mengatakan, “Sejak awal berdiri racikan Soto Pak Di tak pernah mengalami perubahan resep. Tetap mengacu pada standar bumbu soto khas Kota Lamongan. Inovasi hanya pada lauk tambahan yang kian beraneka macam. Namun diantara inovasi tersebut yang terbilang paling unik yakni terdapat pilihan menu bakso soto mulai tahun 2019. Hingga kini mampu menjual puluhan porsi bakso setiap harinya.”

Baca Juga: Pendataan NISN Peserta Didik Perlancaran Pencairan BOS dan BOP

Menariknya, Iftahul Karim menceritakan bahwa menu tersebut terinspirasi dari sang anak yang sering meminta tambahan kuah soto saat makan bakso. Hal ini juga berdasarkan survei bahwa apabila terdapat rombongan pelanggan yang tak dalam kondisi lapar dan ingin makan nasi. Sehingga bakso pun dipilih sebagai alternatif suguhan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

Iftahul Karim saat meracik menu bakso soto. (Rabithah)

Untuk menikmati bakso soto Pak Di tak membutuhkan waktu lama, tak sampai satu menit satu porsi bakso soto pesanan saya sudah tersaji di meja. Sekilas tak ada yang aneh dari tampilan bakso soto tersebut. Sebab kuah soto cenderung bening tak seperti soto umumnya yang berwarna kekuningan pekat.

Hal unik baru terasa saat mulai mengaduk makanan tersebut. Kecambah kecil dan cacahan daging atau disebut tetelan yang umum terdapat pada soto membuncah dan bercampur dengan pentol bakso. Suapan pertama sengaja ditujukan pada kuah yang bening dan memiliki rasa yang menyegarkan. Tak diragukan lagi, dibalik kuah bening tersebut aroma rempah dan gurihnya rebusan daging tercipta sempurna.

Satu porsi bakso soto Pak Di. (Rabithah)

Namun ketika dipadukan dengan potongan bakso, sungguh menjadi pengalaman menyantap makanan yang unik. Bakso yang juga berserat laiknya daging murni menjadi perpaduan yang cocok dengan kuah bakso tersebut. Tambahan mie kuning menjadi sumber karbohidrat yang cukup meski tak sepadat nasi. Sayangnya tak selengkap sajian bakso pada umunya yang terdapat tahu ataupun siomai.

Rupa bakso soto. (Rabithah)

Seporsi bakso soto tersebut dihargai hanya Rp 10.000. Jadi dijamin tak sampai menguras isi kantong untuk mencicipi olahan unik kombinasi maut antara soto dan bakso ini. Buka dari pukul 07.00 WIB sampai dengan habis atau tutup pada pukul 22.00 WIB. Selamat mencoba dan rasakan sensasi uniknya.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama