Suasana ketika pemaparan materi Bimtek berlangsung. (Donny)


JOMBANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, melalui Bidang Pembinaan SD, pada (28-29/11) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tajuk Penguatan Guru Inklusi SD. Bertempat di Aula II Disdikbud Kabupaten Jombang, Bimtek yang langsung dipandu oleh pengajar dari sekolah inklusi ini, menekankan pemahaman para peserta akan esensi sekaligus metode dalam melayani kebutuhan peserta didik inklusi.

Salah satu pemateri Bimtek, Salis Mustaqim, M.Psi. menjabarkan, “Dalam memetakan kebutuhan peserta didik dalam kategori inklusi, guru mesti memiliki sebuah perangkat asesmen. Komponen dalam asesmen tersebut meliputi kekuatan serta kelemahan peserta didik inklusi. Pada umumnya untuk kategori inklusi autis dan disleksia, peserta didik memiliki kekuatan seperti kemampuan memproses secara visual, pembelajar penghafal, serta menyukai rutinitas dan prediksi. Lalu kelemahannya ialah, kesulitan dengan urutan pekerjaan, berfikir imajinatif, maupun melihat secara utuh persoalan yang dihadapinya di segala kondisi.”

Peserta Bimtek ini merupakan perwakilan dari guru kelas tiap SD yang memiliki peserta didik inklusi. Sehingga apa yang di dapat dari Bimtek dan implementasinya ke satuan pendidikan telah sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.

Salis Mustaqim melanjutkan bahwasannya, mulai saat ini adanya paradigma anak autis dan berkebutuhan sejenisnya yang memiliki banyak kelebihan perlu ditepiskan. Sebab, pada faktanya tidak demikian. Justru di lingkup pendidikan mereka harus mampu diasah melalui metode yang sesuai dengan kondisinya. Harapannya, agar kesulitan yang dihadapi mampu dituntaskan perlahan.

Baca Juga: Sedang PTS? Begini Cara Belajar Menyenangkan

“Sebagai contoh, untuk peserta didik dengan kategori disleksia, pembelajaran yang diberikan mesti mencakup dua aspek utama. Akomodasi dan remidial. Keduanya pun juga mesti saling berpaut baik kurikulum serta konsep belajarnya yang individual. Begitupula pada gejala peserta didik autis yang memiliki tiga level kecerdasan. Ketiganya mesti diakomodir dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan kapabilitasnya,” imbuh Salis Mustaqim.

Catatan salah satu peserta Bimtek. (Donny)

Menambahkan keterangan Salis Mustaqim, Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SD, Bidang Pembinaan SD, Disdikbud Kabupaten Jombang, Diah Tri Hekmawati, SE., M.E. menjelaskan adanya dua poin utama yang mendasari berlangsungnya Bimtek Guru Inklusi SD ini. Pertama, mengacu pada tindak lanjut pendataan peserta didik inklusi di jenjang SD. Kedua yaitu, untuk menebalkan pemahaman para guru akan pelayanan peserta didik inklusi di satuan pendidikannya.

“Oleh karenanya, peserta Bimtek ini merupakan perwakilan dari guru kelas tiap SD yang memiliki peserta didik inklusi. Sehingga apa yang di dapat dari Bimtek dan implementasinya ke satuan pendidikan telah sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan,” tandas Diah Tri Hekmawati.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama