Peserta didik melakukan praktik tartil. (Rabithah)


KUDU – SDN Kepuhrejo II Kudu menjadikan pembelajaran agama yang sering dianggap menyulitkan karena lebih banyak menghafal dan praktik, ternyata jika dibuat menyenangkan dapat menarik minat peserta didik sekaligus merubah anggapan tersebut. Apalagi sekarang ini pendidikan agama sangat dibutuhkan, mengingat perkembangan zaman yang kian pesat. Sehingga orangtua sangat bertumpu banyak pada pendidikan agama sebagai pondasi penguat buah kasih sayangnya ketika kembali di tengah masyarakat.

Ekstrakurikuler keagamaan dilaksanakan setiap hari Jumat selama dua jam. Guru yang mengajar adalah tiga pilar keagamaan yang terdiri dari guru PAI, Pendidikan Diniyah, dan Muatan Lokal (Mulok) Keagamaan Islam.

Kepala SDN Kepuhrejo II Kudu, Sutiyar, S.Pd. tak mengelak, bahwa banyak diantara wali peserta didik yang berharap pendidikan agama lebih ditekankan. Tidak hanya soal praktik saja, melainkan pemahaman akan kehidupan yang berlandasan agama. Oleh sebab itu semenjak 2016 sudah getol dilaksanakan di satuan pendidikan yang dipimpinnya ini.

Baca Juga: Rumah Wasiat Sukandar Sastro Prawirodirjo Menyimpan Fungsi Sosial, Sejak Era Hindia Belanda

Sutiyar mengatakan, “Oleh karenanya langsung tancap gas meramu konsep praktik keagamaan yang juga berfokus pada prestasi peserta didik. Awalnya hanya sekadar pembiasaan dalam kelas selama 15 menit dari melantunkan Asmaul Husna, Surah-surah pendek, doa anak saleh hingga bacaan salat wajib. Kemudian pelaksanaan Salat Dzuhur berjamaah pada hari Senin hingga Kamis.”

Sutiyar bersama Yuyun Nurhasanah. (Rabithah)

Menariknya pelaksanaan Salat Dzuhur juga dirancang sebagai ajang aktualisasi diri peserta didik, ujar Sutiyar. Seperti pembagian jadwal peserta didik yang bertugas melantunkan Adzan, Salawat, imam salat hingga pemimpin doa setelah salat. Hal tersebut juga mendapat respons positif dari wali peserta didik yang menilai bahwa buah hatinya mampu menerapkan praktik pendidikan agama tersebut ketika di rumah.

Kegiatan kultum di satuan pendidikan. (ist)

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), SDN Kepuhrejo II Kudu, Yuyun Nurhasanah, S.Pd.I. mengatakan bahwa lambat laun potensi dan keseriusan peserta didik dalam memperdalam pendidikan agama Islam mulai terbentuk. Langkah selanjutnya yang diambil adalah mencetuskan ekstrakurikuler yang berfokus pada pendidikan keagamaan. Diantaranya adalah al-banjari, Musabaqah Tilawatil Qur'an, qiraah, kultum dan cerdas cermat quran.

Kegiatan istigasah saat Jumat Legi. (ist)

Yuyun Nurhasanah mengutarakan, “Ekstrakurikuler keagamaan dilaksanakan setiap hari Jumat selama dua jam. Guru yang mengajar adalah tiga pilar keagamaan yang terdiri dari guru PAI, Pendidikan Diniyah, dan Muatan Lokal (Mulok) Keagamaan Islam. Hingga saat ini (18/8) terdapat 71 peserta didik yang bergabung.”

Peserta didik berprestasi di bidang tartil. (ist)

Tak selesai sampai disitu saja, ditambahkan Guru Mulok Keagamaan Islam, SDN Kepuhrejo II Kudu, Dwi Fani Kurniawati, bahwa proses berikutnya adalah membentuk mental agar mampu tampil dan bersaing dalam perlombaan. Langkahnya dengan menampilkan peserta didik disetiap kegiatan, seperti saat setelah salat berjamaah menampilkan tartil dan qiraah, kultum di lapangan atau di kerumunan peserta didik lainnya. Berdasarkan langkah tersebutlah buah manis pelbagai prestasi telah berhasil diraih dan terbukti tiap tahun jumlah peserta didik kian meningkat.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

SDN Kepuhrejo II Kudu:

Jumlah guru : 11

Jumlah peserta didik : 151

Prestasi bidang keagamaan:

Juara I Tartil Lomba Keagamaan Islam Kabupaten Jombang 2019.

Juara Harapan I CCQ Lomba Keagamaan Islam Kabupaten Jombang 2019

Juara Harapan II CCQ Lomba Keagamaan Islam Kabupaten Jombang 2018

Juara III Baca Kitab Lomba Keagamaan Islam Kecamatan Kudu 2018

Lebih baru Lebih lama