Heni Wahyudi saat memberikan arahan pada peserta didik untuk menulis refleksi pembelajaran. (Donny)


WONOSALAM – Mewadahi kebutuhan peserta didik di satuan pendidikan, tentu melingkupi banyak aspek. Tak hanya sebatas di lingkup fisik seperti sarana, ataupun penunjangan program/kegiatan yang bermuara pada prestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Melainkan pula harus ditunjang melalui pembelajaran yang mampu merespon heterogenitas peserta didik dalam menangkap serta memahami materi yang diajarkan.

SMP Negeri 1 Wonosalam pun tengah berupaya menghimpun bermacam kemampuan peserta didiknya kala menyecap materi pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi (PB). Kepala SMP Negeri 1 Wonosalam, Heni Wahyudi, M.Pd. menjelaskan, asas pengamalan PB di satuan pendidikan yang di nahkodainya ini tetap mengacu pada Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

PB sejatinya memerlukan konsistensi yang tinggi, tidak sekadar pelaksanaan tiap semester. Oleh karenanya, yang mesti diperhatikan ialah proses pembelajaran, materi yang sesuai dengan karakteristik lingkungan satuan pendidikan, serta produk akhirnya berupa kokurikuler projek.

“Perlu diketahui untuk menerapkannya, pertama guru mesti melakukan asesmen kebutuhan, kesiapan serta minat peserta didik dalam menyerap materi pembelajaran. Guna mengetahui ketiga cakupan tersebut, pada hasil lembar kerja peserta didik, guru wajib memberikan umpan balik. Umpan yang dimaksudkan disini ialah, guru wajib memberikan koreksi letak kekurangan dan kelebihan yang telah dicapai peserta didik dalam mata pelajaran tersebut,” ujar Heni Wahyudi.

Baca Juga: Lomba Kader Tiwisada Jenjang SD/MI Kabupaten Jombang 2022 Banyak Peserta yang Kurang Siap

Usai diberikan umpan balik, tugas guru selanjutnya ialah melakukan bimbingan intensif bagi peserta didik yang mendapat kategori nilai cukup. Sedangkan bagi yang sudah berkategori sangat baik, dan baik dapat mempresentasikan hasil belajar maupun kiatnya sebagai bahan diskusi antar sesama. Disinilah substansi dari PB, lanjut Heni Wahyudi. Ketuntasan materi tidak mutlak menjadi tolok ukur penilaian, melainkan ditekankan pada proses pembelajaran dimana peserta didik secara bertahap dapat menambal ketidakpahamannya terhadap beberapa materi ajar.

Beberapa guru mendiskusikan hasil pembelajaran peserta didik. (Donny)

“Bila guru memberikan umpan balik, maka peserta didik melakukan refleksi pembelajaran. Kontemplasi tersebut berisi uraian ihwal sebab musabab kekurangannya dalam menerima materi, sekaligus mendeteksi letak minusnya. Sehingga dari hasil umpan balik dan refleksi ini, antar guru dan peserta didik dapat bersinergi untuk menjiwai semangat pendidikan dengan menjadi pembelajar sepanjang hayat,” imbuhnya.

Ditambahkan oleh Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, SMP Negeri 1 Wonosalam, Dra. Nunuk Sukaryawati, PB sejatinya memerlukan konsistensi yang tinggi, tidak sekadar pelaksanaan tiap semester. Oleh karenanya, yang mesti diperhatikan ialah proses pembelajaran, materi yang sesuai dengan karakteristik lingkungan satuan pendidikan, serta produk akhirnya berupa kokurikuler projek.

Peserta didik menuliskan catatan aktivitas pembelajaran. (Donny)

“Kunci konsistensi tersebut untuk saat ini memang berdampak baik bagi dewan guru. Utamanya tumbuh motivasi memperkaya metode ajar yang mesti dibangun melalui budaya berliterasi. Sebab sudah jelas tujuannya bahwa PB ini merupakan penegasan perubahan gaya pembelajaran yang harus menjadikan peserta didik sebagai subjek, bukan semata objek,” urai Nunuk Sukaryawati.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

SMP NEGERI 1 WONOSALAM

Tahun Berdiri : 1983

Akreditasi : A

Jumlah Guru : 33

Jumlah Peserta Didik : 554

Prestasi : Juara I Lomba Aksi Pramuka Penggalang se Jawa Timur, Tahun 2021. 
Lebih baru Lebih lama