Infografis Busana Adat Jombang Deles Ajining Raga Gumantung Busana. (Dok.MSP)


A. Tim Pelaksana Penyusun

1. Pamong Budaya Ahli Madya : Heru Cahyono, S.Sn

2. Ahli Batik dan Dekave : Karsam, Ph.D.

3. Penulis Sejarah dan Arkeologi : Nona Nur Madina

4. Ketua MGMP Sejarah : A. Ruwaida

5. Ketua MGMP Seni Budaya : Galuh Ardi Susilo

6. Ketua MGMP Bahasa Jawa : Hendri Hendro W

7. Budayawan dan pelaku seni lainnya yang berjumlah 8 orang.

B. Ornamen/Motif Busana Jombang Deles

1. Motif Sulur Kangkung

2. Motif Segi Delapan 9 surya Majapahit

3. Motif Jombang Santri

4. Motif Air Mancur Candi Rimbi

5. Motif Besutan



C. Deles

Berasal dari bahasa Osing Banyuwangi yang berarti “Sekali atau Banget”. Busana Jombang Deles mengusung cerlang budaya Panji lokal yang bersumber dari cerita rakyat khas versi Jombang.

D. Busana Pria Bernama Kudawaningpati

1. Udheng Blangkon Sundhul Mego

Sundhul Mego diambil dari nama Patih dalam Wayang Topeng Jatiduwur dalam lakon Wiruncono Murco. Gabungan penutup kepala tekes era abad 13, udheng Remo, udheng Ludruk, udheng Jawa Timuran dan Blangkon Cekdongan. Mengingat insan Jombang sangat egaliter, sangat menghormati perbedaan, dan sangat toleran.

2. Jas gulon bermakna memakai kerah tegak, untuk membedakan dengan model potong gulon atau pun desain teluk belanga.

3. Tapih adalah istilah untuk busana bagian bawah pria. Istilah tapih yang artinya kain atau busana bawah sudah dipakai sejak era Mataram Kuna Medang.

E. Busana Putri Bernama Kemodiningrat

1. Kudung, Jilbab, Sanggul, Selendang Pati

Kepala wanita mengenakan kerudung polos yang senada dengan warna bajunya. Warna corak selendang yang disepakati adalah hijau botol dengan kombinasi motif lainnya yang mencerminkan islam sebagai agama mayoritas di Jombang, juga bentuk perwakilan warna santri. Sedangkan yang non muslim bisa menggunakan selendangnya sebagai tambahan aksen keanggunan wanita Jawa.

2. Tapih Kudawaningpati (Wanita).

Kain jarik yang memiliki sampiran kain penutup di bagian depan seperti jarik pada umumnya. Bagian depan dibuat bukaan samping kiri untuk menghadap posisi pasangan busana putra yang menghadap sebaliknya atau mengarah ke kanan.

F. Regulasi

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab mengatakan, busana khas Jombang Deles merupakan karya fenomemal putra daerah yang akan dijadikan sebagai pakaian wajib bagi aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Jombang. Busana khas Jombang ini sarat dengan sejarah. Kami siapkan regulasinya agar busana “Jombang Deles” ini bisa dipakai setiap Kamis.

Sumber: Diolah dari Pelbagai Sumber

Olah Data: Rabitha Maha
Lebih baru Lebih lama