Peserta didik berpantomim di ajang FLS2N. (Donny)


JOMBANG – Selasa (4/10), merupakan momentum spesial bagi 158 guru SD Se Kabupaten Jombang. Pasalnya, pada helatan Workshop Pantomim yang bertempat di Aula I Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang dan digawangi oleh Bidang Pembinaan SD, Sang Maestro Seni Pantomim Indonesia, Septian Dwi Cahyo langsung memberikan pelbagai materi ihwal dunia Seni Pantomim.

Singkatnya ketika peserta didik diberikan bekal pengetahuan Seni Pantomim, sekalipun kelak tidak menjadi Seniman Pantomim, setidaknya sikap dan pemikiran solutif itu sudah ditumbuhkan dari jenjang Dasar.

Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Bidang Pembinaan SD, Disdikbud Kabupaten Jombang, Diah Tri Hekmawati, S.E., M.E, membeberkan pihaknya sengaja mengundang Septian Dwi Cahyo sebab melihat respon dari satuan pendidikan dalam beberapa tahun terakhir cukup baik dalam menggeliatkan Seni Pantomim. Senyampang dengan itu pula, respon yang diberikan turut membuahkan hasil positif berupa prestasi di gelaran Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) khususnya di bidang Seni Pantomim yang sudah mampu mewakili Kabupaten Jombang di tingkat Provinsi Jawa Timur.

“Sekalipun tidak berkala, namun dengan kehadiran Septian Dwi Cahyo ini kami harapkan para guru mampu termotivasi untuk membangkitkan prestasi peserta didik di Seni Pantomim. Sehingga kedepannya FLS2N Kabupaten Jombang akan melahirkan bibit-bibit prestasi baru yang mampu melaju hingga level nasional,” ujar Diah Tri Hekmawati.

Baca Juga: Melunasi Utang PPDB Zonasi

Sementara itu diungkapkan oleh Septian Dwi Cahyo, langkah Disdikbud Kabupaten Jombang dalam menggali kesenian peserta didik lewat Seni Pantomim sudah tepat. Lantaran cukup relevan dengan kondisi tumbuh kembang peserta didik saat ini, yang sangat membutuhkan rangsangan untuk olah daya imajinasi dan ekspresi secara kreatif.

“Mengapa demikian? Karena pada hari ini peserta didik tumbuh pada era dimana derasnya teknologi informasi yang tak jarang dapat menjerumuskan kepada hal hal negatif. Lantas salah satu upaya pengikisannya dapat dikembangkan melalui seni yang mampu mengkonsolidasikan kreatifitas civitas akademika, salah satunya Seni Pantomim,” ujar Septian Dwi Cahyo.

Persiapan make-up oleh salah satu finalis Pantomim di FLS2N. (Donny)

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Kak Sep ini menjelaskan, karakteristik Seni Pantomim yang terciri dari permainan gerak tubuh secara imajinatif, secara tidak langsung juga dapat memantik naluri kepekaan peserta didik untuk tanggap atas segala kondisi yang dihadapinya. Selain itu, setelah kepekaan di dapatkan maka kekritisan juga mengiringi pemikiran peserta didik untuk selanjutnya mengasah imajinasinya menjadi suatu estetika yang terangkum dalam satu rangkaian pementasan gerak dan ekspresi.

Septian Dwi Cahyo saat menunjukkan teknik berpantomim. (Donny)

“Singkatnya ketika peserta didik diberikan bekal pengetahuan Seni Pantomim, sekalipun kelak tidak menjadi Seniman Pantomim, setidaknya sikap dan pemikiran solutif itu sudah ditumbuhkan dari jenjang Dasar. Karena dalam satu alur cerita pementasan Seni Pantomim, antar lawan main harus mampu memberikan umpan peran yang menarik. Ini juga yang kita lakukan di final FLS2N Pantomim nasional, dimana sewaktu peserta didik sedang pentas, juri akan masuk tanpa skenario ataupun kompromi sebelumnya. Sehingga mau tidak mau, peserta didik mesti cepat tanggap dan mencari solusi ketik dihadapkan kondisi yang demikian. Maka ketika tahap pengenalan, metode yang saya lakukan bersama dewan juri di FLS2N nasional harus mulai diterapkan saat latihan rutin. Tujuannya agar peserta didik terbiasa berfikir solutif dan kritis atas kondisi di sekitarnya,” tandas Septian Dwi Cahyo.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama