Pembinaan kepada anggota ekstrakurikuler Banjari. (Donny)


WONOSALAM – Sebagai benteng utama pembekalan keterampilan serta pengetahuan, satuan pendidikan tentu sedianya tidak memisahkan diri dengan segala tata laku, norma, hingga kebudayaan yang mengurat nadi di masyarakat. Lantaran, pada pelbagai pranata sosial tersebut, menyimpan nilai kearifan lokal yang mampu untuk ditumbuhkan kembangkan bersama civitas akademika melalui serangkaian kegiatan maupun program secara terstruktur.

Seperti halnya yang tengah diupayakan SDN Sambirejo III Wonosalam. Pada program teranyar kedepannya, kegiatan peserta didik akan difokuskan pada pembinaan kesenian lokal Kuda Lumping. Dilengkapi pula dengan seni keagamaan mulai dari Banjari, Tilawatil Quran, Qiroah, sampai Kaligrafi.

Kedepannya selain prestasi tentunya juga sebuah motivasi. Hal ini melingkupi ihwal kepercayaan diri peserta didik dalam berlatih serta karakter kedisiplinannya.

Kepala SDN Sambirejo III Wonosalam, Erna Wiwik Hidayati, S.Pd menjelaskan, “Pada dasarnya, pembinaan bakat minat baik Kuda Lumping dan pelbagai kesenian di lingkup keagamaan tersebut kita pilih berdasarkan kebudayaan masyarakat Desa Sambirejo. Dimana adat tradisi serta nilai keagamaannya masih menjadi pijakan dalam berlaku sehari-hari.”

Baca Juga: Penilaian Kesesuaian Jabatan Fungsional Guru PPPK Tahun 2022 Wajib Profesional Penuh Tanggungjawab

Oleh karenanya, konsep yang berlaku pada pembinaan baik kesenian Kuda Lumping dan juga seni keagamaan akan dibakukan dalam bentuk ekstrakurikuler. Pelaksanannya saban satu pekan sekali dengan mengikutkan seluruh peserta didik.



“Pada pembinaan seni keagamaan nantinya akan dipandu oleh Guru Pendidikan Agama Islam sekaligus Pembimbing Muatan Lokal Diniyah dan Keagamaan. Kemudian untuk Kuda Lumping langsung dibina oleh ketua sanggar seni yang bersangkutan,” imbuh Erna Wiwik Hidayati.

Perempuan berhijab ini pun mengakui, kendati di tengah segala keterbatasan yang ada arah dan tujuan pembinaan nantinya selain prestasi, juga untuk mendongkrak tingkat kepercayaan diri serta mentalitas peserta didik agar senantiasa tangguh. Sekaligus membangkitkan rasa kebanggaan pada kebudayaan tanah kelahirannya.


Erna Wiwik Hidayati ketika membersamai peserta didik berlatij Banjari. (Donny)

Erna Wiwik Hidayati menegaskan, “Sehingga sinergi dengan masyarakat ini akan menjadi semacam ruh penyemangat kami untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik tanpa terkecuali. Sebab, dari 40 peserta didik yang ada harus memiliki kesempatan yang sama dalam pengembangan potensi diri mereka masing-masing.”

Guru Kelas III, SDN Sambirejo III Wonosalam, Nilam Cahyani menjabarkan, kedepannya selain prestasi tentunya juga sebuah motivasi. Hal ini melingkupi ihwal kepercayaan diri peserta didik dalam berlatih serta karakter kedisiplinannya.

Peserta didik sewaktu mempersiapkan diri sebelum pentas Jaranan. (Donny)

“Untuk beberapa proses yang sudah berjalan, pada semarak kegiatan baik perlombaan maupun seremonial di tingkat kecamatan dan kabupaten, peserta didik sudah nampak percaya diri. Tentunya ini menjadi modal utama bagi jajaran dewan guru maupun wali peserta didik agar sinergi dalam kegiatan pembinaan kesenian mampu memberikan pengalaman sekaligus pengetahuan baru yang akan bermanfaat secara positif kedepannya,” tandas perempuan yang sedang menempuh pendidikan strata satu ini.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama