Jajaran civitas akademika SMP Kosgoro Ngusikan. (Rabitha)

Lebih dari itu, saat ini kegiatan karawitan tersebut nampak selaras dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) lantaran telah mampu mengenalkan warisan budaya lokal, menanamkan rasa cinta tanah air seiring perkembangan teknologi dan globalisasi yang semakin pesat.

NGUSIKAN – Gencar melangsungkan ekstrakurikuler karawitan ternyata memiliki segudang manfaat bagi satuan pendidikan maupun bagi peserta didik. Selain menjadi ajang guna menguatkan rasa cinta terhadap kesenian budaya tradisional Jawa, juga sebagai wadah untuk mengembangkan minat, bakat, dan kreatifitas peserta didik.

Kepala SMP Kosgoro Ngusikan, Dudung Hery Sukrisno, S.H. mengisahkan bahwa ekstrakurikuler karawitan yang diberi nama “Kosgoro Laras” tersebut sudah ada sejak tahun 2013. Melihat kesenian karawitan saat itu sangat berkembang dan diminati, membuat satuan pendidikan juga berinisiatif untuk mewadahi minat serta bakat peserta didik dengan membeli seperangkat alat gamelan secara mandiri.

Dudung Hery Sukrisno. (Rabitha)
  
Dudung Hery Sukrisno mengatakan, “Setelah berhasil membeli alat tersebut, antusiasme peserta didik untuk mencoba dan mempelajari seni karawitan kian membuncah. Kendati demikian, saat itu belum ada guru atau pelatih yang mampu membina. Oleh karenanya sampai mendatangkan pelatih yang profesional di bidang karawitan dari Kota Mojokerto.”

Pria yang juga menyandang predikat Asesor pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tersebut juga mengutarakan bahwa berkat bantuan pelatih tersebut, peserta didik belajar karawitan setiap hari Jumat pada pukul 14.00 s.d 16.00 WIB. Hal tersebut menjadi kian intensif apabila akan menghadapi perlombaan atau saat akan melakoni pagelaran di sebuah acara. Diantaranya saat acara perpisahan kelas IX, menyambut tamu penting hingga sempat mendapat undangan pada acara diluar satuan pendidikan.


Lebih dari itu, saat ini kegiatan karawitan tersebut nampak selaras dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) lantaran telah mampu mengenalkan warisan budaya lokal, menanamkan rasa cinta tanah air seiring perkembangan teknologi dan globalisasi yang semakin pesat, ujar Dudung Hery Sukrisno. Kemudian mampu menumbuhkan sikap kerja sama dalam tim serta memupuk solidaritas dan rasa percaya diri.

Pelatih saat menerangkan nada pada gendhing Jawa. (Rabitha)
 
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP Kosgoro Ngusikan, Mazro’atul Jannah, S.Pd. menambahkan bahwa peserta didik yang tergabung dalam ekstrakurikuler karawitan merupakan peserta didik dari kelas VII dan VIII, pada setiap jenjang kelas tersebut dibentuk satu grup. Sehingga terdapat dua grup kelas VII dan VIII, masing-masing grup berjumlah 15 peserta didik.

Kepala satuan pendidikan turut membersamai kegiatan ekstrakurikuler karawitan. (Rabitha)
 
“Saat ini peserta didik telah mahir memainkan pelbagai gendhing Jawa, seperti Kebo Giro, Rici-ricik, Endro, dan Walang Keket. Kedepannya akan mengombinasikan kesenian karawitan, seni tari hingga drama musikal sehingga mampu bersaing dengan satuan pendidikan lainnya pada ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional dan Lomba Seni Budaya,” tutup Mazro’atul Jannah. 

Reporter/Foto: Rabitha Maha

SMP KOSGORO NGUSIKAN
  1. Jumlah civitas akademika : 20
  2. Ekstrakurikuler : Drumband, Bola Voli, Baca Tulis Alquran, Banjari dan Tari Saman,
  3. Paskibraka, Karawitan, serta Pramuka.
Lebih baru Lebih lama