Ilustrasi hujan serta jalanan tergenang air. (ist)


NASIONAL - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Indonesia bakal dilanda cuaca ekstrem pada bulan ini, yaitu sekitar 22/2 hingga 28/2 2023. Masyarakat pun diimbau mewaspadai terjadinya bencana alam hidrometeorologi.

Berdasarkan Peraturan BMKG Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, Cuaca Ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, serta jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Melihat kondisi tersebut, penting bagi kita untuk bisa memperkuat kondisi imun dalam tubuh, agar dapat terhindar dari berbagai penyakit penyerta di cuaca ekstrem seperti DBD, Flu, hingga Diare yang bisa mengganggu aktivitas harian. Selain memberikan perlindungan terhadap tubuh, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi berbagai dampak akibat cuaca ekstrem terutama di bulan Februari ini.

Baca Juga: Agar Anak Tak Sampai Obesitas, Orang Tua Perlu Tahu Ini

Dilansir dari laman resmi BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemerintah Kabupaten Bogor, berikut tips dan persiapan atau yang sebaiknya dipersiapkan dalam menghadapi cuaca ekstrem dari BMKG.

Waspada potensi bencana hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan karena faktor cuaca. Hal yang biasa terjadi adalah banjir, khususnya bagi masyarakat yang tinggal dan berada di daerah rawan bencana hidrometeorologi.



Hindari aktivitas di tempat yang rawan

Tempat yang rawan misalnya seperti di bawah pohon, baliho, dan sebagainya yang rentan rubuh atau tumbang akibat tiupan angin kencang. Jadi hindari untuk beraktivitas, baik berteduh maupun memarkirkan kendaraan di bawah tempat yang rawan tersebut.

Jangan berteduh di bawah pohon

Anda sebaiknya jangan berteduh di bawah pohon bila terjadi hujan disertai angin kencang. Pohon tidak disarankan untuk jadi tempat berteduh apalagi pohon yang besar atau rindang, karena pohon tersebut biasanya rentan tumbang.

Menjaga kebugaran tubuh

Menjaga kebugaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari mulai rutin berolah raga sampai mengonsumsi makanan yang sehat. Dengan menjaga kesehatan dan kebugaran, tubuh kita akan lebih kuat dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Minum air putih

Perbanyak konsumsi air putih ketika cuaca panas Maupun dingin. Air putih sangat penting karena dapat membantu mencegah terjadinya dehidrasi.

Menjaga kebersihan

Jagalah kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan. Pastikan jangan ada air menggenang, sampah menumpuk, serta air selokan harus mengalir dan bebas dari sampah. Hal tersebut perlu dilakukan supaya terhindar dari bencana hidrometeorologi.

Menurut BMKG, fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir. Kejadian cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia, di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Indikasi Musim Hujan

Faktor pertama penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena aktifnya Monsun Asia, yaitu adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia. Indonesia yang berada di garis khatulistiwa berdampak oleh pergerakan angin ini. Angin periodik tersebut mengindikasikan musim hujan di Indonesia yang sedang berlangsung.

Jika cuaca ekstrem sedang berlangsung di Indonesia, pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin akan terjadi di beberapa wilayah, oleh karena itu uap air yang menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di suatu wilayah sehingga air yang turun intensitasnya tinggi. Hujan lebat dan dalam waktu lama bisa terjadi akibat konvergensi dan perlambatan tersebut.

Faktor yang terakhir adalah suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu mudahnya air menguap dan terkumpul menjadi awan hujan. Hal itu menyebabkan pasokan uap air cukup tinggi yang mengakibatkan pembentukan awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.Gelombang atmosfer ini dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan.

Informasi Potensi Bencana

Fenomena yang dapat terjadi karena adanya cuaca ekstrem di Indonesia adalah hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang atau yang sering disebut badai guruh. Hujan lebat berpotensi menimbulkan banjir dan longsor dan puting beliung. Kejadian cuaca ekstrem pada musim penghujan yang paling banyak adalah angin puting beliung.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memberikan sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian cuaca ekstrem. Salah satunya dengan membentuk posko kesiapsiagaan dan melakukan pemantauan secara cermat terhadap informasi cuaca dan/atau peringatan dini dari BMKG dan Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang digunakan untuk mengetahui perkembangan situasi terkini.

Selanjutnya, pemerintah daerah dan jajarannya perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka siaga bencana banjir dan longsor yang terjadi akibat cuaca ekstrem. Dalam hal ini penyebarluasan informasi potensi bencana kepada masyarakat setempat melalui berbagai saluran informasi seluas-luasnya perlu diperhatikan.

Sumber/Rewrite: liputan6.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama