Proses peserta saat menuliskan hasil wawancara. (Donny)


JOMBANG – Gebyar Hari Pers Nasional yang diperingati saban 9 Februari untuk kondisi saat ini, jika diibaratkan nampak jauh panggang daripada api. Penyebabnya tak lain ialah, masih meluapnya banjir informasi yang justru menyeret mutu literasi bagi publik ke dasar jurang. Padahal, jika dimaknai ulang berdasarkan akar sejarahnya, peran pers di setiap periode mutlak menjadi pilar dalam rangka menjaga peradaban lewat suguhan warta yang mengutamakan nilai edukatif, kritis, nan mencerahkan. Serta selalu menjunjung etika jurnalistik.

Oleh karenanya apabila ditarik dalam satu benang merah, peranan dan fungsi pers tersebut turut menyatu dalam dunia pendidikan. Keterkaitan ini tak sebatas menempatkan kedudukan produk pers hanya sebagai referensi bacaan bagi civitas akademika. Lebih dari itu, perlu diperluas dan diperdalam ihwal tugas pers dalam membangun budaya berliterasi di satuan pendidikan. Sebagaimana yang telah dilakukan Pondok Pesantren Putri (PPP) Al Fathimiyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang bersama Majalah Suara Pendidikan (MSP).

Seluruh rangkaian tersebut selanjutnya masih diproses ketika penulisan dan penataan dokumentasi berupa teks maupun audio visual. Prinsipnya, dari reporter dan penyunting yang bertanggungjawab di bagian penyedia konten redaksi harus bekerja selaras, jeli, tepat, dan cepat.

Pada Jumat (10/2) lalu, digelar Diklat Jurnalistik bagi ± 30 santriwati yang tergabung dalam Redaksi Majalah Insaf dan Etika. Keduanya merupakan majalah keluaran PPP Al Fathimiyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang diterbitkan secara berkala. Untuk Insaf tiap satu semester sekali, dan etika dua bulan sekali. Dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi MSP, Rahmat Sularso NH dan Reporter MSP Donny Darmawan, kegiatan diklat jurnalistik yang bertempat di Aula PPP Al Fathimiyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, berlangsung semarak sejak pagi hingga sore hari.

Pasalnya tak hanya mengupas habis mengenai teknis penulisan, peliputan, penyuntingan, hingga percetakan sebagai proses akhir penerbitan majalah, para peserta juga mendapatkan pengetahuan baru dalam membingkai ide kreatif pada prinsip kerja jurnalistik. Rahmat Sularso N.H. menjabarkan bahwasannya, penggalian gagasan kreatif dalam menyusun kerja jurnalistik merupakan sebuah esensi dalam menghadirkan perspektif baru bagi pembaca di setiap naskah dan dokumentasi yang dihasilkan.

Baca Juga: Urus PAK 2023 Cukup Lewat SIAP-ASN

“Untuk itulah proyeksi kinerja penting untuk menentukan konsep dan tujuan liputan yang dilakukan seorang reporter. Disamping itu pula, daya kreatif dalam penggalian ide peliputan, juga harus di topang dengan kekayaan bacaan maupun referensi sejenis yang dimiliki seorang reporter. Bila konsep sudah dipadukan dengan kekuatan bacaan yang mumpuni, maka untuk melahirkan sudut pandang baru dalam penulisan naskah dan dokumentasi akan menjadi suatu budaya yang mencirikan media tersebut dengan media lainnya,” papar Rahmat Sularso NH.

Sementara itu, Donny Darmawan menambahkan, proses kreatif di dalam kinerja reporter juga perlu dikembangkan melalui daya analisa dan observasi. Artinya, segala pengamatan dalam peliputan mesti diawali dengan analisa akan studi masalahnya. Barulah kemudian ketika mendalaminya bersama narasumber dilakukan observasi secara meluas dan mendalam.



Lebih lanjut Donny Darmawan menerangkan, “Seluruh rangkaian tersebut selanjutnya masih diproses ketika penulisan dan penataan dokumentasi berupa teks maupun audio visual. Prinsipnya, dari reporter dan penyunting yang bertanggungjawab di bagian penyedia konten redaksi harus bekerja selaras, jeli, tepat, dan cepat.”

Terakhir, Ketua Pelaksana Diklat Jurnalistik PPP Al Fathimiyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, La Budda Abdila mengungkapkan, dipilihnya MSP yang menjadi tutor kali ini karena memang secara kompetensi dalam bidang media cetak di tingkat lokal telah teruji secara laik. Baik dari segi isi maupun pengemasannya.


Pemaparan materi mengenai susunan kerja peliputan MSP. (Donny)

“Oleh karenanya, pada kerjasama ini nantinya diharapkan kawan-kawan di Redaksi Insaf dan Etika mampu memahami dan memperbaiki alur kinerja redaksi secara sistematis berdasarkan kerja masing-masing tim. Sehingga secara berkelanjutannya nanti baik Insaf maupun Etika menjadi medium beliterasi dengan kemasan populer dan tetap mengedepankan kaidah kreativitas, kekritisan, serta keilmuan santriwati PPP Al Fathimiyyah maupun seluruh santri Bahrul Ulum Tambakberas Jombang,” tegas La Budda Abdila.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama