Proses pembuatan jajanan. (ist)

DIWEK – Kedudukan peserta didik di satuan pendidikan pada era kiwari saat ini, memang tak sepatutnya hanya dijadikan subjek dari teori pembelajaran. Lebih dari itu, senyampang dengan semangat Kurikulum Merdeka, peserta didik mesti diposisikan sebagai objek/pelaku dari teori itu sendiri.

Hal itulah yang lantas memantik SMP Al-Furqon Madrasatul Quran Diwek untuk menggelar Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Minggu (27/11) lalu dan bertempat di GOR Pondok Pesantren Madrasatul Quran Diwek. Dipaparkan oleh Kepala SMP Al-Furqon Madrasatul Quran Diwek, Rahmat Hidayat, M.Pd. bahwa gelar karya di satuan pendidikannya memiliki perbedaan dari gelar karya sejenis yang sudah dilaksanakan. Perbedaan ini terlihat dari segi proses yang dilalui peserta didik sebelum menghasilkan karya.

Aspek pembeda lain juga terlihat dari tema yang diusung oleh masing-masing kelas. Untuk kelas VII, projek yang dihasilkan berupa pagelaran drama. Selanjutnya di kelas VIII, tema projek dikhususkan pada bidang kuliner. Sedangkan kelas IX, berkreasi dengan aneka seni kriya.  

“Sebelumnya, masing-masing kelas melalui wali kelas, fasilitator, dan koordinator projek P5 SMP Al-Furqon Madrasatul Quran Diwek, mendampingi peserta didik untuk melakukan riset kecil tentang segala isi produk yang hendak dibuatnya. Dalam bentuk makalah, riset tersebut kemudian akan didedah dan ditinjau dasarnnya dalam setiap pertemuan projek. Sehingga, kegiatan Gelar Karya P5 ini tidak sekadar pagelaran dalam sekejap. Melainkan, turut dilandasi dengan semangat berpikir dan bertindak ilmiah,” papar Rahmat Hidayat.

Pengeringan salah satu produk kriya grafis. (ist)
 
Selain dari proses tersebut, aspek pembeda lain juga terlihat dari tema yang diusung oleh masing-masing kelas. Untuk kelas VII, projek yang dihasilkan berupa pagelaran drama. Selanjutnya di kelas VIII, tema projek dikhususkan pada bidang kuliner. Sedangkan kelas IX, berkreasi dengan aneka seni kriya.

“Klasifikasi tema tersebut memang mengacu pada evaluasi pada gelar karya di periode sebelum P5 mulai digaungkan seperti saat ini. Kala itu, gelar karya yang kita adakan saban tiap semester, terfokus pada satu tema yakni kewirausahaan. Dirasa kurang mewadahi seluruh talenta peserta didik, maka gayung bersambut dengan P5 ini, konsep kita ubah dengan melebarkan tiga tema berbeda tersebut. Walhasil, antusias peserta didik juga bertambah. Ini terlihat dari semakin banyak jenis maupun variasi produk yang dihasilkan. Setali tiga uang pula, omset penjualan yang labanya dikelola oleh peserta didik juga meningkat dua kali lipat,” imbuh Rahmat Hidayat.
 
Penampilan drama karya peserta didik Kelas VII. (ist)

Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, SMP Al-Furqon Madrasatul Quran Diwek, Faujan Habibi, S.Pd. menambahkan, bilamana Gelar Karya P5 kali ini menjadi modal penting bagi peserta didik. Terkhusus membekali mereka dalam menemukan sampai mengeksekusi gagasan baru dari temuan mereka sendiri.

Rahmat Hidayat saat menjelaskan jenis dan rupa produk peserta didik pada pengunjung. (ist)
 
Faujan Habibi menegaskan, “Selain itu, pada gelar karya ini peserta didik sepenuhnya menjadi pelaku utama keberhasilan kegiatan. Oleh karenanya, mereka juga berlomba untuk sekreatif mungkin menarik minat pengunjung supaya dapat berinteraksi dan mendetailkan produk yang dihasilkan langsung kepada wali santri yang hadir. Dari sini kirana dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah menempa diri dengan yang dihasilkan oleh tindakan dan gagasannya sendiri.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa
Lebih baru Lebih lama