Achmad Taufiqur Rohman saat membersamai peserta didik berlatih Gamelan. (Donny)


BARENG –
Gaung pendidikan karakter dari era lampau hingga kiwari saat ini, senantiasa menjadi daya tarik yang diarus utamakan oleh satuan pendidikan sebagai program unggulan. Di Telatah Kebo Kicak sendiri, khususnya di jenjang SD, rupa pendidikan karakter baik yang sudah dan akan terimplementasi saat ini dan kedepannya, berkutat di lingkup keagamaan.

Kendati demikian, keragaman sosial budaya di masyarakat dengan masing-masing karakteristiknya, yang memiliki pertalian erat terhadap tumbuh kembang peserta didik di satuan pendidikan, tentu tak dapat dinafikan begitu saja. Oleh karenanya, tak jarang pula selain mengedepankan penanaman prinsip lelaku keagamaan, beberapa satuan pendidikan juga menjangkarkan nilai kebudayaan setempat ke dasar pendidikan karakter bagi peserta didik.

Peserta didik menjadi tak sekadar mahir secara teknis dalam mempelajari dan memainkan gamelan. Melainkan turut pula, mendongkrak pemahaman mereka akan perlunya kehadiran Seni Karawitan di satuan pendidikan dengan pertalian budaya yang mengakar di desanya.

Seperti halnya di SDN Gelaran I Bareng. Berada di tengah budaya dan tradisi masyarakat yang kental dengan kehidupan berkesenian tradisional, lantas membuahkan penggemblengan pendidikan karakter lewat perantara Seni Karawitan.

Kepala SDN Gelaran I Bareng, Ismuhadi, S.Pd. menjabarkan, “Latar belakang pertautan antara satuan pendidikan dengan sosial budaya masyarakat Jenisgelaran ini, memang meliputi beberapa hal. Diantaranya, menciptakan ekosistem regenerasi pelaku seni tradisi di Jenisgelaran dengan memfasilitasi peserta didik berlatih Gamelan dalam ekstrakurikuler Seni Karawitan di beberapa Sanggar Seni milik warga. Selanjutnya juga bagian dari upaya untuk membangun ciri SDN Gelaran I Bareng sebagai satuan pendidikan yang mampu mencetak peserta didik dengan bekal keterampilan Seni Karawitan.”

Baca Juga: Ini Alasan Anak Lebih Mudah Menghafal Lagu Tinimbang Pelajaran

Keduanya tersebut, lantas dirincikan lagi oleh Ismuhadi, dalam rupa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Posisi Seni Karawitan yang dijadikan ekstrakurikuler dan diikuti oleh peserta didik mulai kelas I-VI, berangsur membuahkan hasil dengan merambahnya potensi peserta didik di bidang Seni Tradisional.



“Secara signifikan, memang hasilnya juga turut beragam. Di satu sisi, pemahaman guru akan kompetensi peserta didik yang multitalent juga berkembang. Di sisi lainnya, SDN Gelaran I Bareng juga telah masuk nominsasi Sekolah Penggerak dan menjalankan P5 sebagai projek pembiasaan berkelanjutan di bidang seni dengan melibatkan masyarakat. Maka, dukungan juga diberikan secara positif oleh masyarakat. Lantaran, apa yang menjadi khazanah budaya leluhur turut dikembangkan di satuan pendidikan, sehingga harmonisasi dengan lingkungan sekitar pun tercipta,” imbuh Ismuhadi.


Latihan gamelan oleh grup karawitan SDN Jenisgelaran I Bareng, di salah satu sanggar milik warga. (Donny)

Guru Kelas IV, SDN Gelaran I Bareng, Achmad Taufiqur Rohman pun membenarkannya. Sepengalamannya tatkala membersamai pembiasaan peserta didik berlatih Seni Karawitan, dengan tambahan metode laporan eksplorasi di dalam P5. Peserta didik menjadi tak sekadar mahir secara teknis dalam mempelajari dan memainkan gamelan. Melainkan turut pula, mendongkrak pemahaman mereka akan perlunya kehadiran Seni Karawitan di satuan pendidikan dengan pertalian budaya yang mengakar di desanya.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama