Pengerjaan poster oleh peserta didik. (Donny)


PETERONGAN – Perundungan di lingkup pendidikan telah menjadi fenomena gunung es. Biarpun kecil dan dianggap hanya sebagai candaan belaka apabila telah membudaya maka tentu menjadi PR tersendiri bagi satuan pendidikan sebagai sentral maupun lingkungan sekitarnya. Menyikapi hal tersebut, SMP Ar-Rahmah Peterongan telah merancang skema pencegahan dan pengurangan perundungan melalui program bertajuk Sekolah Aman dan Nyaman Tanpa Perundungan.

Sebagai bentuk awal peserta didik diberikan medium berekspresi melalui karya berupa poster yang berisi pesan untuk melawan segala bentuk perundungan. Selanjutnya dari karya tersebut digelar dalam bentuk pameran karya yang turut melibatkan kehadiran wali peserta didik.

Kepala SMP Unggulan Ar-Rahmah Peterongan, Syamsul Arifin, S.Pd. memaparkan, perancangan program tersebut berangkat dari analisa terhadap perilaku peserta didik yang beberapa masih kerap melakukan perundungan terhadap rekan sebayanya. Selain dari lingkungan internal peserta didik di satuan pendidikan, latar belakang lainnya ialah maraknya kenakalan remaja yang kian menggejala dengan pelbagai rupa.

Baca Juga: Masjid Induk Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Pusat Dakwah hingga Markas Hizbullah

“Oleh karenanya Sekolah Aman dan Nyaman Tanpa Perundungan dipilih senyampang dengan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan sub tema Bangunlah Jiwa Raganya. Adapun dari tema ini juga terdapat beberapa dimensi yang mencakup pembentukan karakter peserta didik. Mulai dari kreaitivitas, gotong-royong, berkahlak mulia, beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa,” ulas Syamsul Arifin.



Disinggung lebih lanjut ihwal bentuk pengejawentahan dari konsep program terbaru yang diusungnya bersama seluruh jajaran dewan guru guna mengentaskan gejala perundungan dan kenakalan tersebut. Syamsul Arifin menjelaskan, sebagai bentuk awal peserta didik diberikan medium berekspresi melalui karya berupa poster yang berisi pesan untuk melawan segala bentuk perundungan. Selanjutnya dari karya tersebut digelar dalam bentuk pameran karya yang turut melibatkan kehadiran wali peserta didik beserta jajaran dari Polisi Sektor (Polsek) Kecamatan Peterongan.


Pemaparan mengenai jenis dan dampak perundungan oleh peserta didik. (Donny)


Syamsul Arifin menambahkan, “Sebelum pembuatan poster sebagai salah satu produk P5, jauh hari secara berkala dalam pembelajaran selalu kami sisipkan materi mengenai jenis dan dampak negatif dari perudungan. Setelahnya, tepat pada (8/12) lalu, kami bersama guru, wali peserta didik, dan jajaran Polsek Kecamatan Peterongan mendeklarasikan SMP Ar-Rahmah sebagai Sekolah Aman dan Nyaman Tanpa Perundungan. Kemudian untuk jangka panjangnya, projek ini akan berlanjut dengan menghasilkan karya literatur yang mana peserta didik kami bebaskan kreativitasnya untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam membuat karya tulis, baik tulisan hasil diskusi, poster dan sejenisnya yang memuat pesan anti perundungan. Lantas kedepannya ditujukan pada peserta didik untuk memiliki tenggang rasa terhadap sesama dan memiliki karakter yang berilmu dan berbudi pekerti.”

Salah satu poster berisi anti perundungan yang ditunjukkan oleh Syamsul Arifin. (Donny)

Guru Bahasa Inggris, SMP Unggulan Ar-Rahmah Peterongan, Retno Yayuk Winarsih, S.Pd. menambahkan, bahwasannya rentang sebulan pasca digiatkannya pengenalan jenis dan dampak perundungan, peserta didik sudah mampu mengurangi dan menindak rekan sebayanya yang terkadang masih melakukan praktik perundungn secara verbal. Hal ini menjadi capaian positif, lantaran peserta didik sudah memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari program Sekolah Aman dan Nyaman Tanpa Perundungan.

“Lebih lanjut tentunya berharap budaya menghindari perundungan antar teman sebaya dapat terpatri dalam diri peserta didik sehingga dengan sendirinya dapat menggantikannya dengan rangkaia kegiatan positif bersama,” tutup Retno Yayuk Winarsih.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama