Ana Mahmudah. (Donny)


KESAMBEN –
Tugas guru di satuan pendidikan memang memiliki peran ganda. Di satu sisi mengemban kewajiban sebagai pendidik yang wajib memiliki segudang kompetensi. Namun, pada sisi lainnya pula, tugas sebagai orang tua bagi peserta didik juga mesti diperankan.

Sebagaimana yang telah dilakoni oleh Kepala SMP Terpadu Roudlotul Quran Kesamben, Ana Mahmudah, S.Sos., M.M.. Perempuan yang akrab disapa Umi ini, memang telah menjadi sosok ibu kedua bagi puluhan peserta didik terpadu SMP Roudlotul Quran Kesamben. Sapaan tersebut disematkan memang tak sebatas simbol keakraban semata. Namun memang merupakan wujud tali kasih yang terjalin antara Ana Mahmudah dengan peserta didiknya.

Prinsip kekeluargaan yang dibangun bersama peserta didiknya cukup memudahkan serangkaian proses pembelajaran.

Dijumpai pada Senin (12/12) di ruang kerjanya, Ana Mahmudah tak menampik hal tersebut. Lantaran, dari puluhan peserta didiknya yang notabene juga santri Pondok Pesantren Roudlotul Quran Kesamben milik keluarga besanya, mayoritas mempunyai latar belakang persoalan sosial yang beragam. Oleh karenanya sejak didirikan pada tahun 2012 silam, corak pendidikan yang diusung pun didasari seraya mengedepankan prinsip ilmu serta lelaku di pondok pesantren.

Baca Juga: Pedekami Membuncahkan Startegi Pembelajaran Atraktif

“Guna menebalkan dan menguatkan fondasi karakter peserta didik di lingkup keagamaan, pembiasaan membaca Alquran serta pembiasaan kegiatan keagamaan selalu kita lakukan saban hari. Mulai dari praktik istighosah, nadhoman, alfiyah. Semuanya diikuti oleh seluruh peserta didik tanpa terkecuali,” tutur Ana Mahmudah.



Ditanya mendalam ihwal bentuk metode yang diterapkan dalam pengamalan ilmu keagamaan tersebut, Ana Mahumdah mengungkapkan bahwasannya, prinsip kekeluargaan yang dibangun bersama peserta didiknya cukup memudahkan serangkaian proses pembelajaran. Selain itu pula, peserta didik mampu melesapkannya ke dalam sanubarinya seraya dipraktikkan dalam laku sehari-hari di lingkungan Pondok Pesantren dan SMP Roudlotul Quran Kesamben.

Peserta didik membaca Kitab Nadhoman. (Donny)

Ana Mahmudah menuturkan, “Seiring waktu berjalan dengan upaya pengentasan persoalan peserta didik, teori, dan praktik keagamaan disini berjalan seiring. Senyampang pula capaian di bidang akademik maupun non-akademik, meski tak selalu menjadi jawara, namun memang itu yang kami tanamkan pada peserta didik. Bahwasannya kami juga membangun pemikiran peserta didik mengenai nilai sebuah pendidikan ialah terletak pada prosesnya. Sehingga dalam implementasinya, segala perlombaan baik tingkat kecamatan dan kabupaten selalu kita ikuti. Tujuannnya tiada lain sebagai bekal pemahaman akan proses belajar mendapat pengalaman dan pengetahuan baru.

Pembiasaan Pembacaan Alquran. (Donny)

Sebagaimana pula ketika peserta didik mendalami Alquran, menjadi Tahfidz bukan menjadi prioritas yang ditekankan di SMP Roudlotul Quran, imbuh Ana Mahmudah. Hal ini cukup beralasan sebab, nantinya ketika peserta didik kembali ke lingkungan maka yang dibutuhkan bukan gelarnya sebagai Tahfidz semata. Melainkan juga kompetensi pengalaman serta tindakannya untuk mampu mengatasi problematika di tengah masyarakat.

Penggiatan praktik kecakapan berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. (Donny)

“Oleh karenanya, guna menajamkan pemahaman tersebut, secara berkala kami terapkan praktik Outing Class, termasuk salah satunya kami rupakan dengan menjalin kerjsama dengan salah satu lembaga di Kampung Inggris Pare. Praktik kemampuan berliterasi secara konstekstual dengan yang ada di sekitarnya. Selain mampu meningkatkan daya komunikasi Bahasa Inggris, juga dapat memberikan sentuhan langsung pada peserta didik pada lingkungan sekitarnya,” tandas Ana Mahmudah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Ana Mahmudah

Tempat Tanggal Lahir: Jombang 24 Juli 1971

Pendidikan:

- SMA Islam Brawijaya Jombang 1990

- S1 Sosiologi Universitas Darul Ulum Jombang 1998

- S2 STIE Indonesia Malang 2014

Hobi:

Pramuka

Seni Teater

Membaca

Lebih baru Lebih lama