Andi Muhammad Said. (Rabitha)


DIWEK – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang dengan menggandeng Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur (BPCB) terus menggencarkan giat ekskavasi di Telatah Kebo Kicak. Salah satunya yang menjadi fokus di penghujung tahun 2022 lalu yaitu pelaksanaan ekskavasi membidik Situs Pundong yang berlokasi di Dusun Pundong, Desa Pundong Kecamatan Diwek.

Kedepannya akan terus mendukung proses ekskavasi seraya menjaga dan merawat apa yang sudah berhasil ditemukan.

Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Dian Yunitasari, M.Pd. menerangkan bahwa sebenarnya pelaksanaan ekskavasi Situs Pundong sudah pernah dilaksanakan pada 2007 s.d 2008 lalu. Namun hanya sebatas penggalian yang berhasil memunculkan struktur permukaan berupa sumuran candi.

Untuk itulah, berdasarkan analisa pemetaan dan survei dari tim BPCB Provinsi Jawa Timur hasilnya masih perlu dilakukan ekskavasi lebih mendalam. Hal tersebut disikapi dengan tanggap oleh Disdikbud Kabupaten Jombang yang telah menggelontorkan sekitar 60 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2022.

Baca Juga: KB Khoirun Nissa’ Bareng Agama Pondasi, Psikomotorik Penggerak Rangsang Otak

Lebih detail, Pamong Budaya Ahli Madya, BPCB Provinsi Jawa Timur yang juga sebagai anggota tim peneliti Situs Pundong, Andi Muhammad Said, M.Hum. menjelaskan bahwa ekskavasi tahun 2007 s.d 2008 tahap I sebelumnya berhasil menampakkan badan atas atau permukaan dan kaki candi. Namun yang paling tampak jelas adalah sumuran candi yang tersusun dari batu bata berukuran 8 hingga 10 sentimeter, memiliki bentuk persegi dengan kedalaman sumur sementara 1,6 meter dan lebar 6 meter.



Andi Muhammad Said mengatakan, selanjutnya pada ekskavasi tahap II ini berfokus pada penggalian pola halaman candi, pagar atau gapura, hingga adanya candi kecil disekitarnya yang diperkirakan ada, papar Andi Muhammad Said. Hal ini berdasar hasil penentuan kotak grid yang menjadi titik petunjuk penggalian.

Selain itu terdapat temuan benda-benda yang juga menjadi acuan untuk melanjutkan ekskavasi, papar bertubuh tinggi itu. Diantaranya adalah beberapa batu andesit dan yang sempat menggegerkan tim peneliti adalah ditemukannya pripih yang bisa dijadikan acuan atau petunjuk penggalian.

Proses pengeboran pada ekskavasi Situs Pundong Kecamatan Diwek. (Rabitha)

Dilansir pada laman kebudayaan.kemdikbud.go.id. pripih merupakan sebuah wadah yang biasannya berbentuk kotak berbahan batu, gerabah atau perunggu. Isinya pun beragam, pada umumnya pripih berisi logam mulia, batu mulia, tulisan mantra hingga bahan makanan tertentu seperti biji-bijian, rempah-rempah ataupun bunga. Pripih mempunyai fungsi penting bagi keberadaan bangunan candi, seperti sebagai tempat ibadah lantaran pripih menjadi media bagi dewa merasukkan zat inti kedewaannya. Dengan kata lain pripih merupakan roh sebuah candi.

Wujud pripih yang berhasil ditemukan. (Rabitha)

Sementara itu, Juru Pelihara sekaligus pemilik lahan Situs Pundong, Sonhaji mengatakan bahwa sayangnya saat ditemukan di bagian kaki candi, pripih yang terbuat dari dari batu tersebut sudah tak ada isinya. Lantas benda bersejarah tersebut hingga proses ekskavasi tahap II ini masih disimpan di kediamannya. Kedepannya akan terus mendukung proses ekskavasi seraya menjaga dan merawat apa yang sudah berhasil ditemukan.

Reporter/Foto: Rabitha Maha

Lebih baru Lebih lama