Widji bersama Supar saat menunjukkan Patung Dewi Arimbi. (Rabitha)


BARENG – Letak suatu tempat yang berdekatan acapkali masih memiliki kesinambungan cerita asal muasal antara satu dengan wilayah lainnya. Seperti kisah terbentuknya Desa Pulosari Kecamatan Bareng yang memiliki kaitan erat dengan tetangganya yakni Desa Ngrimbi.

Sejak dahulu desa ini merupakan daerah dengan kondisi geografis berupa dataran tinggi yang didominasi oleh tanaman tebu.

Ditemui disela kegiatannya, Sekretaris Desa Pulosar, Widji mengisahkan bahwa awal terbentuknya merujuk pada sebuah legenda Kerajaan Majapahit yang pada masa itu dipimpin oleh Raja Brawijaya. Awalnya Desa Pulosari dan Ngrimbi ini masih dalam bentuk hutan belantara hanya ditempati oleh beberapa penduduk saja yang memiliki misi syiar agama Hindu.

Baca Juga: SMP Negeri 2 Kesamben Mekarkan Literasi Digital Melalui Siniar

Widji menjelaskan, “Salah satu yang berjasa tentang syiar tersebut adalah Prabu Boko bersama keponakanya Joko Lodang, mereka medirikan tempat peribadatan yang berupa candi yang sekarang dikenal dengan sebutan Candi Arimbi. Konon, keberadaan Candi Arimbi ini tak lepas dari sosok Dewi Arimbi yang merupakan bagian penting dari keluarga Raja Brawijaya.”



Sementara itu, kisahpun berlanjut pada periode berikutnya dijelaskan oleh Kepala Urusan Perencanaan, Desa Pulosari, Supar, S.Sos bahwa kisah sistem pemerintahan desa yang berjarak 35 kilometer dari jantung Kota Jombang tepatnya berada di lereng Gunung Anjasmoro ini juga berkat usaha tokoh ulama bernama Kyai Nashir. Beliau merupakan warga pendatang yang mendirikan sebuah pemerintahan desa baru dengan sebutan Kampung Pulonasir pada tahun 1900.


Widji bersama Supar. (Rabitha)

Supar mengatakan, “Selanjutnya Kampung Pulonasir disebut sebagai Dusun Pulonasir yang merupakan bagian dari Desa Pulosari saat ini. Akulturasi budaya dan dua agama tersebut menjadikan Desa Pulosari begitu harmonis dengan beberapa masyarakat yang menganut agama Hindu dan Islam.”

Balai Desa Pulosari tampak depan. (Rabitha)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sejak dahulu desa ini merupakan daerah dengan kondisi geografis berupa dataran tinggi yang didominasi oleh tanaman tebu. Hingga kini mayoritas warga juga banyak yang bekerja sebagai petani tebu, padi, peternak hingga tukang kayu dan batu. Desa Pulosari menyimpan banyak kisah dari Kerajaan Majapahit dan sangat potensial untuk daerah pengembangan wisata, selain itu sangat cocok untuk area perkebunan yang ditunjang dengan iklim mikro yang baik.

Reporter/Foto: Rabitha Maha

Lebih baru Lebih lama