Ilustrasi peserta didik sedang belajar di kelas. (ist)


NASIONAL -
Liburan panjang selama akhir Ramadhan dan cuti bersama Idul Fitri telah usai. Semua aktivitas dan rutinitas kembali aktif, termasuk sekolah anak. Setelah libur panjang, tak jarang semagat belajar anak surut dan menurun karena masih merasakan syndrom liburan.

Berbicara tentang aktivitas belajar anak, berarti dalam hal ini adalah seluruh proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Menurut teori motivasi belajar, dorongan belajar anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Mengatur durasi belajar disertai jeda istirahat atau sekadar ice breaking. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa terbebani dengan durasi belajar yang panjang tanpa jeda.

Faktor internal, yakni bersumber dari dalam dirinya. Sementara faktor eksternal bersumber dari luar diri anak, yakni lingkungannya. Sehingga, beberapa hal di bawah ini, hendaknya dilakukan oleh guru maupun orang tua untuk membangkitkan motivasi belajar anak kembali pasa libur panjang.

Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya, Holy Ichda Wahyuni membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua, agar anak tidak malas belajar setelah libur panjang. Pertama adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Jika di sekolah, guru bisa memulai dengan melibatkan partisipasi peserta didik untuk menghias kelas di saat hari pertama masuk sekolah.

Baca Juga: Eksplorasi Rasa Ingin Tahu Anak, Mengajarkan Berpikir Kritis

Holy Ichda Wahyuni menambahkan suasana kelas yang nyaman dan berbeda akan memberikan semangat tersendiri bagi anak. Demikian halnya dengan ruang belajar anak di rumah. Kedua, memulai mengajak belajar anak, dengan permainan-permainan menyenangkan. Seperti mereview kembali pelajaran dengan games atau kuis. Hal ini juga sangat bermanfaat bagi kesiapan anak menerima materi belajar yang baru.



Dia melanjutkan ketiga, mengatur durasi belajar disertai jeda istirahat atau sekadar ice breaking. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa terbebani dengan durasi belajar yang panjang tanpa jeda. Keempat, mengawali pembelajaran dengan sebuah kegiatan bercerita, guru dapat meminta anak bercerita tentang pengalaman berkesan selama liburan.

Holy Ichda Wahyuni menyebutkan guru ataupun orangtua juga bisa memberikan cerita kepada anak tentang kisah-kisah inspiratif dari kegigihan seorang figur yang rajin belajar dan tidak kenal putus asa. Kelima, membangun aktivitas belajar bersama teman. Kegiatan belajar bersama teman juga bisa memotivasi semangat anak dalam meningkatkan minat belajar.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama