![]() |
Kampanye Anti Perundungan yang dilakukan oleh peserta didik SMP Unggulan Ar-Rahmah Peterongan. (Donny) |
JOMBANG – Kualitas pendidikan sebagai sebuah alat untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dari lintas generasi ke generasi pada tiap zamannya sudah barang mesti harus selalu ditingkatkan. Peningkatan ini pun tentu membutuhkan ketepatan formulasi berupa program yang mampu diterapkan pada unit terpenting, yakni satuan pendidikan. Oleh karenanya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, sebagai pelaksana kebijakan pendidikan di level daerah terus memacu kinerjanya demi mendongkrak taraf mutu pendidikan di level terbaiknya.
Apabila sudah ditemukan akar penyebab masalahnya, maka dalam FGD nantinya pembahasan bersama narasumber akan membuahkan standar operasional mengenai pengikisan tindakan tersebut.
Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Bambang Rudy Tjahjo Surjono, M.Pd. menjabarkan, secara garis besar, arah pendidikan di Telatah Kelahiran Seni Ludruk ini memang dibangun atas dasar pembentukan karakter, penguatan literasi dan numerasi, sekaligus membangun ekosistem keamanan juga kenyamanan di satuan pendidikan. Tiga konsep dasar tersebut ditelorkan guna menjawab kebutuhan pendidikan saat ini yang sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka (KM).
“Lalu pada tataran teknisnya seluruh konsep tersebut terkoneksi untuk dilaksanakan di tiap bidang. Sebagi contoh bagaimana pada gelaran yang bertujuan menggali potensi guru, tenaga kependidikan hingga peserta didik, telah mencakup kinerja seluruh bidang pembinaan. Sehingga kedepannya, secara berkelanjutan seluruh rangkaian program tersebut akan mendasari terpenuhinya delapan standar nasional pendidikan,” ujar Bambang Rudy Tjahjo Surjono.
Baca Juga: Tinjauan Ilmiah Pembelajaran Geografi Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Tak lupa, pada proses perjalanan pelaksanaan program tersebut, juga tak lepas dari peran aktif kepala satuan, imbuh Bambang Rudy Tjahjo Surjono. Mengingat, implikasi dari peningkatan kualitas pendidikan menjadi marwah pelayanan terhadap masyarakat.
Bambang Rudy Tjahjo Surjono menegaskan, “Sebab itulah, dari tujuan lahirnya program unggulan yang telah digagas oleh semua bidang pembinaan, baik pelaksanaan maupun pengembangannya wajib dilaksanakan secara komprehensif oleh kepala satuan pendidikan. Lantaran, sesuai tugas pokok dan fungsinya, kepala satuan pendidikan sebagai nahkoda bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan program baik itu dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, maupun Disdikbud Kabupaten Jombang juga mesti dijadikan medium pelecut diri untuk mengkerek kompetensi supervisi, manajerial dan kewirausahaan.”

Lebih lanjut, di Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, penguatan literasi dan numerasi sedari dini akan digalakkan senapas dengan pembentukan karakter dan juga pengembangan PAUD Holistik Integratif (HI). Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Disdikbud Kabupaten Jombang, Moh. Suyuti, S.Sos., M.M. memaparkan, bilamana PAUD HI yang memuat esensial pendidikan anak usida dini, mulai dari parenting, dan pelayanan kebutuhan anak didik di satuan pendidikan terpenuhi, maka standar nasional pendidikan di jenjang PAUD diupayakan terpenuhi.
![]() |
Unjuk kebolehan peserta didik SDN Curahmalang I Sumobito dalam menari P5. (Donny) |
Sementara itu untuk Bidang Pembinaan SD, unggulan yang dikedepankan tetap berkutat pada penuntasan poin pokok penerapan KM. Khususnya di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SD, Bidang Pembinaan SD, Disdikbud Kabupaten Jombang, Drs. Kasmuji Raharja, M.Pd. mengungkapkan, “Seiring waktu, pertumbuhan pengakses PMM di jenjang SD sudah meningkat sebesar ± 50%. Senyampang itu pula, pada tindak rapor pendidikan yang berbentuk perencanaan berbasis data pada kegiatan anggaran satuan pendidikan juga telah mencapai angka 59%. Karenanya, presentase yang telah ada harus selalu ditingkatkan oleh satuan pendidikan melalui kapabilitas kepala satuan pendidikan dan guru yang menjadi motor penggerak mutu.”
Beranjak dari Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, serta SD, Kepala Bidang Pembinaan SMP, Safak Efendi, M.Pd. menjabarkan, pembangunan ekosistem satuan pendidikan yang nyaman, ramah, terbebas dari budaya perundungan dan segala bentuk pelecehan seksual akan menjadi salah satu fokus besar program di jenjang SMP. Pria berpeci ini menuturkan, teknis pemrogramannya akan diawali oleh Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan kepala satuan pendidikan, wakil kepala bidang kesiswaan, dan guru bimbingan konseling. Pembahasannya, ketiganya tersebut terlebih dahulu harus memaparkan identifikasi dan hasil analisa gejala permasalahan di satuan pendidikan terkait perundungan, tindak kekerasan, maupun pelecehan seksual.
![]() |
Anak didik PAUD yang mengikuti kegiatan Manasik Haji di SDN Kayangan I Diwek. (Donny) |
“Apabila sudah ditemukan akar penyebab masalahnya, maka dalam FGD nantinya pembahasan bersama narasumber akan membuahkan standar operasional mengenai pengikisan tindakan tersebut. Walhasil, perumusan dari bawah semacam ini akan lebih efektif dan solusi yang ditawarkan cukup relevan untuk kemudian diterapkan di masing-masing satuan pendidikan sesuai problemnya. Jika, lingkungan satuan pendidikan sudah terbangun secara humanis, maka payung mutu pendidikan tentunya tidak hanya berimbas baik pada satuan pendidikan itu sendiri. Melainkan pula mampu membawa nama baik bagi Disdikbud Kabupaten Jombang,” tandas Safak Efendi.
Reporter/Foto: Donny Darmawan