Ilustrasi peserta didik melakukan pembelajaran di luar ruangan. (ist)


Tutuk Ismawahyuningsih*

Pendekatan alam sekitar sangat dekat dengan ilmu alam, misalnya Geografi. Namun pendekatan ini dapat juga diterapkan pada ilmu sosial hanya beda kajian saja. Geografi terdapat beberapa kesamaan dengan ilmu sosial, yaitu sama-sama memanfaatkan alam dan manusia untuk kajian pengamatannya.

Jika Geografi mengamati manusia sebagai dinamika kependudukan, maka sosiologi mengamati manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai akibatnya muncul berbagai kebudayaan dari hasil interaksi tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan JAS Jelajah Alam Sekitar menekankan pada gaya dalam menyampaikan materi yang meliputi sifat, cakupan dan prosedur kegiatan yang eksploratif memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik. Pendekatan ini secara komprehensif memadukan berbagai pendekatan antara lain eksplorasi dan investigasi, konstruktivisme, ketrampilan proses dengan cooperative learning.

Sejak kelas X guru sudah mengajak peserta didik menerapkan pendekatan ini. Pendekatan ini mampu mempererat kerja sama antar peserta didik di kelas Geografi.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek lain yang ada pada peserta didik (Sudjana : 2000).

Terdapat empat komponen dalam proses belajar mengajar, yaitu; 1) tujuan proses belajar-mengajar, berfungsi sebagai indicator keberhasilan pengajaran, 2) bahan pelajaran, merupakan operasional dari tujuan pengajaran, 3) metode dan alat yang digunakan dalam pengajaran, berfungsi sebagai jembatan/media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang akan dicapai dan 4) penilaian, untuk mengukur ketercapaian tujuan.

Baca Juga: Belajar Asyik Melalui Komik

Pendekatan JAS terdiri atas beberapa komponen yang seyogyanya dilaksanakan secara terpadu. Adapun komponen-komponen JAS adalah sebagai berikut:

1. Eksplorasi

Melakukan eksplorasi terhadap masyarakat sekitar lingkungannya, seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di masyarakat sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah tidak berdasar pada perasaan tetapi lebih ke penalaran ilmiah (Suriasumantri, 2000). Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya lingkungan fisik saja, melainkan juga meliputi lingkungan sosial, budaya dan teknologi.



2. Konstruktivisme

Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta. Akan tetapi sekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama di bidang sains, pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berubah dan berkembang (Suparno, 1997). Sarana yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah alat inderanya.

Peserta didik sendiri yang harus mengartikan pelajaran yang disampaikan guru dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Dalam pembentukan pengetahuan, menurut Piaget (1970) terdapat dua aspek berpikir yaitu aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek operatif lebih penting karena menyangkut operasi intelektual atau sistem transformasi. Proses Sains

Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian, mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini perlu dipecahkan melalui suatu proses yang disebut metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.

3. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerJAS ( Jelajah Alam Sekitar )ama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Dalam kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual, guru disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dalam kelompok belajar. Anggota kelompok sebaiknya heterogen, sehingga yang pandai dapat mengajari yang kurang pandai, yang cepat menangkap pelajaran dapat mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan dapat mengajukan usul. Guru juga dapat melakukan kolaborasi dengan mendatangkan “ahli” ke kelas sebagai narasumber sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dari ahlinya.

4. Sosioedutainment

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa profesi pendidik akan tetap eksis apabila ada pembaharuan atau dinamika paradigma. Dimana pendekatan pembelajaran sosiologi terus berkembang sesuai perkembangan ilmu dasar dan terapan yang menyertainya. Sosiologi merupakan salah satu kajian ilmu strategis untuk dapat memahami tentang fenomena sosial.

5. Assesmen Autentik

Assesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Bila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa peserta didik mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru bisa mengambil tindakan yang tepat agar peserta didik terbebas dari kemacetan belajar. Jadi assesmen dilakukan selama proses pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada akhir periode pembelajaran saja.

Penerapan pendekatan JAS sebenarnya sudah sering dipergunakan dalam pembelajaran Geografi di SMA Negeri Jogoroto Jombang. Guru mengajak peserta didik untuk penelitian sederhana di masyarakat sejak kelas X, mengingat dalam materi Geografi banyak dibutuhkan observasi langsung di masyarakat sekitar peserta didik.

Pada gambar di atas adalah bukti penerapan JAS oleh peserta didik kelas XII IPS yang mendapat tugas untuk penelitian mengenai perubahan sosial di desa mereka. Kelompok dipilih acak berdasarkan heterogenitas kelas. Pengambilan data penelitian dilakukan sepulang sekolah supaya tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar.

Sejak kelas X guru sudah mengajak peserta didik menerapkan pendekatan ini. Pendekatan ini mampu mempererat kerja sama antar peserta didik di kelas Geografi. Peserta didik merasa bangga ketika mempresentasikan hasil pengamatan mereka di depan kelas dan menyimpan hasil laporan penelitian mereka di perpustakaan, sehingga adik kelas dapat melihat hasil karya tulis ilmiah mereka tentang penelitian di desa masing-masing.

*) Guru di SMA Negeri Jogoroto

Lebih baru Lebih lama