Lakon Balada Sukarsih yang dibawakan oleh punggawa Ludruk Dwija Budaya. (Donny)


WONOSALAM – Sabtu (3/6) kawasan Wisata Selo Ageng Wonosalam dipenuhi pengunjung. Namun, tidak hanya untuk berwisata. Mayoritas pengunjung dari elemen masyarakat Wonosalam hingga jajaran kepala, tenaga pendidik dan kependidikan, mulai dari PAUD-SD turut memeriahkan semarak Gelar Perkemahan Budaya dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila dan Pendidikan Nasional.

Tujuan Seni Ludruk yang hendak dijadikan medium pembelajaran di SD se Kecamatan Wonosalam ini telah mencakup upaya pengembangan kebudayaan.

Sedari pagi hingga siang, lomba mewarnai untuk anak didik PAUD yang dibarengi dengan tampilan Seni peserta didik SD peserta Perkemahan Literasi Budaya, tersaji secara berurutan. Mulai dari menyanyi, tarian tradisi dan kreasi, hingga karawitan. Lalu dipungkasi oleh Pagelaran Ludruk Dwija Budaya pada malam harinya.

Baca Juga: SMP Negeri 1 Perak, Antarkan 279 Peserta Didik Wisuda dengan Nilai Merata

Koordinator Wilayah Kerja Pendidikan Kecamatan Wonosalam, Dedi Kasiono, M.Pd. menjabarkan, tujuan digelarnya Perkemahan Budaya ini tak lain untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan turut membumikan khazanah Ludruk sebagai media pembelajaran. Walhasil konsep yang diusung dalam pementasan Ludruk memang dipentaskan oleh para kepala, tenaga kependidikan, dan pendidik dari beberapa SD di Kecamatan Wonosalam.



“Secara harfiah Dwija Budaya sendiri memiliki makna seorang guru yang menjadi pelopor serta contoh dalam pendidikan kebudayaan. Sebab kata Dwija sendiri berarti guru. Maka kedepannya, intisari pembelajaran dari Seni Ludruk, khususnya untuk melahirkan talenta seni maupun karakter peserta didik yang terkakomodasi dalam kegiatan ekstra dan intrakurikuler dapat menjadi wadah pembelajaran yang kontekstual nan menyenangkan,”


Tari Remo Putri sajian pembuka pagelaran Ludruk Dwija Budaya. (Donny)

Senyampang itu pula, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang, Senen, S.Sos., M.Si. mengapresiasi etos kerja seluruh kepala, pendidik dan tenaga kependidikan se Kecamatan Wonosalam yang bertekad memajukan kualitas pendidikan melalui bingkai Seni Ludruk. Menurutnya, langkah yang ditempuh dalam mengajarkan Seni Ludruk sebagai salah satu bagian bahan pembelajaran kepada peserta didik, telah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Paduan suara dari para kepala dan guru se Kecamatan Wonosalam dengan membawakan Kidungan Jawa. (Donny)

Senen menegaskan, “Sehingga dari tujuan Seni Ludruk yang hendak dijadikan medium pembelajaran di SD se Kecamatan Wonosalam ini telah mencakup upaya pengembangan kebudayaan. Cakupan meningkatkan, memperkaya, memperluas kebudayaan di bidang pendidikan memang tidak dipisahkan. Maka, setali tiga uang dengan esensi pengembangan kebudayaan ini, kompetensi guru pun diharapkan semakin meningkat serta mampu menaikkan derajat mutu pendidikan di Kecamatan Wonosalam.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama