Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Umi Fadilah Astutik. (Ist)


JOMBANG - Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Umi Fadilah Astutik (50), sosok perwira menengah Polri kini menduduki jabatan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Lampung sejak 24 Juni 2023.

Umi Fadilah Astutik merupakan seorang anak petani berasal dari Desa Bandarkedungmulyo, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang. Dia dan empat saudara kandungnya tumbuh besar dari lingkungan keluarga sederhana.

Latar belakang keterbatasan ekonomi tersebut bahkan tidak pernah menuntun benaknya, untuk sekadar bermimpi di posisi saat ini. Apalagi, karir Polwan kelahiran 10 April 1973 tersebut terbilang dirintis dari bawah alias mulai pangkat Brigadir Dua Polisi (Bripda).

Seperti apa sosok Umi kecil? Bagaimana kisah inspiratif perjalanan karirnya? Berikut kisahnya.

Anak kecil aktif dan gemar ikut perlombaan, masuk polisi dorongan orang tua
Umi Fadilah Astutik tergolong sebagai anak kecil cukup aktif dan gemar menggeluti berbagai macam perlombaan sejak duduk di bangku SDN 2 Bandarkedungmulyo. Tak jarang, perlombaan semacam cerdas cermat, membaca puisi, hingga menari diikutinya berbuah catatan prestasi.

Rutin berkegiatan di lingkungan sekolah, Umi Fadilah Astutik kecil juga banyak menghabiskan waktu belajar di rumah hingga membantu orang tuanya menggarap pekerjaan di ladang dan sawah saat memasuki musim tanam maupun panen.

Umi Fadilah Astutik mengatakan keluarga kami hidup sederhana, ayah petani biasa di kampung. Saya belajar tandur (tanam padi), tanam kedelai, kacang hijau dari kecil. Ya happy saja, saya menikmati masa kecil dan mengajarkan bahwa hidup itu tidak selamanya enak. Artinya, semua ini bisa dimulai dari yang tidak enak.

Rutinitas itu terus berlanjut hingga Umi Fadilah Astutik memasuki usia remaja dan berhasil menamatkan bangku pendidikan di SMPN 2 Kertosono hingga SMEA PGRI Kertosono pada 1991. Kala itu, hati kecil Umi Fadilah Astutik berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi, namun impiannya mesti terkubur seketika seiring keterbatasan ekonomi orang tua.

Alih-alih berkeinginan segera hidup mandiri, Umi akhirnya menerima bujuk rayu kedua orang tuanya mendaftar menjadi anggota Polri. Kebetulan, adik sang kakek merupakan seorang polisi masih aktif berdinas di Manado, Sulawesi Utara dan mau membimbingnya.

Umi Fadilah Astutik menjelaskan saya tahu mbah saya sosok polisi, tapi dia pribadi yang sangat berintegritas. Artinya, gak mentang-mentang dia menjabat terus bisa memasukkan cucunya begitu saja. Jadi mbah saya betul-betul mempersiapkan saya sebelum mendaftar.

Dibimbing sang kakek, dinas pertama di Mabes Polri

Di bawah bimbingan sang kakek, hampir 9 bulan penuh Umi Fadilah Astutik ditempa mempersiapkan diri mulai urusan akademik hingga fisik. Dia bahkan diminta menggali pengetahuan umum dengan mencatat setiap informasi diperoleh dari hasil menonton televisi maupun mendengar radio.

Tiba akhirnya Umi mendaftar penerimaan Bintara Polri 1992 dan menyelesaikan pendidikan hingga resmi dilantik sebagai anggota Polri, dengan pangkat Bripda selang setahun kemudian.

Umi Fadilah Astutik mengungkapkan Alhamdulillah, saya yakin nilai tes saya tidak jelek. Jadi walaupun ada mbah saya, yakin nilai saya tidak memalukannya, karena saya rasa mampu dan bisa mengerjakan setiap tahapan tes. Saya sangat siap untuk seleksi.

Resmi menjadi abdi negara, Umi Fadilah Astutik langsung mendapat penugasan di lingkungan Mabes Polri tepatnya Sekretariat NCB Interpol atau kini Divisi Hubungan Internasional Polri (Divhubinter). Dia menambahkan berhubung dengan urusan internasional, saya di sini banyak belajar bahasa Inggris.

Jadi perwira Polri 1998, pernah tangkap buronan asal Australia

Memasuki 1994, Umi Fadilah Astutik mengikuti seleksi calon perwira Polwan dan berhasil menjadi salah satu dari 35 peserta terpilih dengan jumlah peserta seleksi ratusan Polwan se-Indonesia. Dia kemudian melanjutkan pendidikan di PTIK selama 3 tahun, lalu menempuh jenjang pembentukan perwira di Secapa Polri kini bernama Setukpa Lemdiklat Polri di Sukabumi, Jawa Barat selama 8 bulan.

Resmi berpangkat Letda atau kini IPDA mulai 1998, Umi Fadilah Astutik masih ditempatkan di Sekretariat NCB Interpol Polri dengan jabatan sebagai Panit Jatum Depinterpol Indonesia banyak mengurusi kejahatan internasional.

Mengemban jabatan itu selama 2 tahun, Umi Fadilah Astutik mendapatkan pengalaman paling berkesan semasa menjalani masa dinasnya telah mencapai usia lebih dari 30 tahun. Momen itu tepatnya saat melaksanakan operasi penangkapan seorang buronan kasus pemerkosaan asal Australia.

Umi Fadilah Astutik melanjutkan namanya Denis Austin, masih ingat saya sampai sekarang. Ya namanya kita perempuan jarang dapat tugas begini, jujur deg-degan. Tapi alhamdulillah, target berhasil ditangkap tanpa perlawanan.

Sukses rengkuh gelar sarjana dan magister UI

Punya jenjang sederet pendidikan mendukung kariernya di dunia kepolisian, Umi Fadilah Astutik mengaku gemar menuntut ilmu ini juga berhasil merengkuh gelar Sarjana Kriminologi (S1) dan Magister Ilmu Kepolisian (S2) di Universitas Indonesia (UI).

Capaian ini diakui bak membayar tuntas keinginan lamanya ingin sekali menempuh pendidikan perguruan tinggi, namun harus terhalang keterbatasan ekonomi orang tua. Umi Fadilah Astutik mengingatkan pendidikan tinggi ini penting, karena bisa meningkatkan kualitas dan kepercayaan diri kita. Termasuk memberikan sudut pandang lebih dalam hal apapun.

Karir kepolisian diimbangi tugas sebagai ibu rumah tangga
Memiliki segudang pengalaman dan pernah mengemban sederet jabatan hingga kini berpangkat tiga melati di pundaknya, Umi Fadilah Astutik tetap menjalankan kewajibannya sebagai sosok istri sekaligus ibu dari tiga anaknya. Itu menuntutnya harus pandai-pandai membagi waktu antara tugas negara dan ibu rumah tangga.

Pada prinsipnya, dia harus bisa maksimal dalam pekerjaan dan rumah, misalnya meluangkan waktu penuh bagi keluarga saat akhir pekan dan fokus menyelesaikan pekerjaan di jam-jam kerja.

Umi Fadilah Astutik menceritakan walaupun saya bekerja, saya tidak pernah menyerahkan tanggung jawab mengurus anak pada pembantu rumah tangga. Jadi secapek-capeknya saya bekerja, kalau urusan anak tetap saya yang pegang.

Pernah jabat Kapolres Metro, minta peran aktif masyarakat jaga Kamtibmas
Bertugas di Provinsi Lampung sejatinya bukan hal asing bagi Umi Fadilah Astutik, mengingat pada 2017 hingga 2018 dirinya pernah ditugaskan menduduki posisi Kapolres Metro. Oleh karenanya, dia pun mengimbau kepada segenap masyarakat sama-sama menjaga dan memelihara situasi Kamtibmas lingkungan masing-masing.

Umi Fadilah Astutik mengatakan percayalah, Polri selalu mengedepankan aspek preentif dan preventif, baru terakhir represif. Jadi peran masyarakat sangat penting bagi kepolisian.

Sumber/Rewrite: lampung.idntimes.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama