![]() |
Ilustrasi orangtua berbicara dengan anak. (Ist) |
NASIONAL - Pola asuh dari orangtua mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak. Sebab, anak cenderung meniru kebiasaan orangtua. Mulai dari ucapan, perilaku atau tindakan dari orangtua kepada anak, maka bisa berpengaruh pada perkembangan juga potensi anak.
Memberikan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Dengan begitu, kepercayaan diri seorang anak terbangun.
Menurut pakar pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Rachma Hasibuan, M.Kes., setiap ucapan orangtua bisa berdampak pada psikologis dan perkembangan karakter anak. Maka dari itu, setiap orangtua harus selalu berhati-hati dalam memilih kalimat yang akan diucapkan. Ada beberapa kebiasaan orangtua yang tanpa disadari itu berdampak pada potensi dan perkembangan anak, yakni:
Membanding-bandingkan Anak dengan Saudara atau Anak Lainnya
Ini bisa meruntuhkan kepercayaan diri anak pada usaha dan kemampuannya. Prof. Dr. Rachma Hasibuan, M.Kes. mengatakan mentalitas anak bisa tertekan dan mereka jadi takut untuk melakukan apapun dan lamban laun itu membatasi perkembangan potensi mereka.
Baca Juga: Popkab 2023 Upaya Pembentukan Karakter Sportivitas
Menyakiti Perasaan dengan Mengatakan Hal-Hal Negatif Seperti Celaan Fisik atau Psikis
Jika hal itu terjadi, dampaknya anak juga tidak percaya diri, membenci dirinya sendiri, merasa cemas bahkan dalam waktu yang lama itu bisa sampai terjadi gangguan mental.
Suka Mengkambinghitamkan Anak Atas Suatu Kejadian atau Persoalan
Biasanya ada beberapa orangtua yang ketika ada persoalan melimpahkan kekesalan kepada anaknya dengan kata-kata seperti, gara-gara kamu nih, karena perbuatanmu, ulahmu, dan kata serupa lainnya. Anak yang sering dimarahi sebagai penyebab dari persoalan bisa cenderung diam, tidak berani mengungkapkan pendapatnya karena takut disalahkan. Anak berpotensi diam dan tidak menceritakan apapun kepada orangtuanya. Dikhawatirkan anak menceritakan permasalahannya kepada orang yang tidak tepat di luar sana.

Menakut-nakuti Anak dengan Suatu Hal
Seperti menyampaikan kalimat, kalau tidak bobo, nanti digigit setan dan berbagai ucapan menakutkan lainnya. Hal seperti itu secara tidak langsung menimbulkan efek ketakutan serius bagi anak, merusak imajinasi mereka tentang realitas dan lama kelamaan anak berpotensi trauma.
Membiasakan atau Mengucapkan Kalimat yang Membuang Nilai Positif
Contohnya, Nak, berbohong itu tidak masalah loh. Kalimat-kalimat tersebut dapat berpengaruh negatif dimana anak akan merasa bahwa berbohong merupakan hal yang wajar.
Hal yang Seharusnya Dilakukan Orangtua
Memberi Contoh dalam Bentuk Perilaku
Orangtua perlu memberi contoh dan menjadi teladan perilaku bagi anak. Itu lebih efektif untuk membentuk perilaku sejak dini.
Mengucapkan Kalimat Positif dan Memotivasi
Contohnya seperti sesekali memberikan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Dengan begitu, kepercayaan diri seorang anak terbangun. Selain itu juga bisa membantu anak untuk berkembang dan tidak merasa frustasi saat mengalami kegagalan.
Membangun Hubungan Baik dengan Anak
Salah satunya melalui komunikasi dari hal-hal kecil. Kedekatan dan harmonisasi keluarga dapat diwujudkan melalui komunikasi antar anak dan orangtua. Prof. Dr. Rachma Hasibuan, M.Kes. menjelaskan komunikasi ringan seperti menanyakan keseharian kepada anak, pendapat mereka tentang apa saja, ini bisa membuat anak menjadi lebih dekat dengan orangtuanya.
Orangtua Perlu Membiasakan Anak Rasa Tanggung Jawab
Orangtua sesekali minta maaf kepada anak, jika misalnya orangtua melakukan kesalahan. Ini sekaligus membiasakan anak akan rasa tanggung jawab, mengaku salah dan minta maaf ketika suatu waktu mereka berbuat salah.
Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia