![]() |
Pembacaan Juz 30 saat Mulok Keagamaan. (Donny) |
PETERONGAN – Sayup-sayup lantunan doa terdengar serempak dari musala SDN Tugusumberjo Peterongan pada (10/5) pagi. Secara khidmat, peserta didik kelas II yang usai menunaikan Salat Dhuha tersebut, memunajatkan pujian dan doa untuk kedua orang tua. Ditemui disela kegiatan memantau peserta didiknya, Kepala SDN Tugusumberjo Peterongan, Elly Astuti, S.Pd. mengakui bahwa pendidikan keagamaan menjadi salah satu prioritas pengembangan dan pelayanan terhadap civitas akademika.
Pemberlakukan hafalan setiap kelas memang terdapat perbedaan. Perbedaan ini juga mengacu pada kemampuan peserta didik yang sesuai tingkatan kelasnya.
“Dengan corak masyarakat yang kental dengan nuansa religius, maka sudah barang mesti satuan pendidikan wajib menyesuaikannya. Dalam arti penyusunan program inti dan arah pembelajaran harus terkoneksi pada akar kultur masyarakatnya. Sebab kelak, peserta didik juga akan menjadi bagian masyarakat itu sendiri. Sehingga, memang mutlak dibutuhkan keselarasan yang dalam hal ini satuan pendidikan wajib menjadi penghubungnya,” terang Elly Astuti.
Baca Juga: 6 Aktivitas Tumbuhkan Budaya Litersi pada Peserta Didik
Oleh karenanya, penyikapan yang dilakukan Elly Astusi pun telah terejawentahkan dalam kegiatan keagamaan. Selain pembiasaan yang turut memadukan tiga pilar pendidikan keagamaan mulai dari Guru Pendidikan Agama Islam, serta Pembimbing Pendidikan Diniyah dan Mulok Keagamaan Islam, hafalan surah pendek sejak kelas rendah telah berjalan.

Elly Astuti menjabarkan, “Pada tahun pertama ajaran baru yang lalu, hafalan surah-surah pendek dimulai dari kelas I. Implementasinya, setiap naik kelas seluruh peserta didik wajib menghafal lima surah pendek. Tujuannya, selain menyesuaikan kehendak masyarakat khususnya wali peserta didik agar buah hatinya memiliki bekal ilmu agama yang cukup, juga untuk mendukung program Pemerintah Kabupaten Jombang dalam mencetak tahfidz jenjang SD. Kemudian untuk lebih mematangkan hasil hafalan, Khotmil Quran juga dilangsungkan sebelum jam pembelajaran dimulai. Selain sebagai motivasi, Khotmil Quran hasil hafalan juga menjadi apresiasi kepada peserta didik.”
![]() |
Daftar hafalan surah pendek yang telah dituntaskan oleh peserta didik. (Donny) |
Disinggung mengenai metode penghafalan surah-surah pendek tersebut, Pembimbing Mulok Kegamaan Islam, SDN Tugusumberjo, Rohmatul Umah, S.Pd. menerangkan, pemberlakukan hafalan setiap kelas memang terdapat perbedaan. Perbedaan ini juga mengacu pada kemampuan peserta didik yang sesuai tingkatan kelasnya.
![]() |
Pelaksanaan rutin salah dhuha oleh peserta didik. (Donny) |
Rohmatul Umah menambahkan, “Semisal bagi kelas I-III, pilihan hafalan surah dipilih dari yang terpendek. Sebaliknya, untuk kelas IV-VI penguasaan hafalan dipilih surah panjang yang terdiri 20-40 ayat. Pemaksimalan metode ini juga tak sekadar membuat peserta didik sekadar hafal. Melainkan di tiap pertemuan keagamaan, pembacaan berulang dengan memperhatikan makroj dan tajwid menjadi ilmu dan pengetahuan yang harus dipahami seraya dipraktikkan peserta didik untuk menghindari kesalahan pelafalan ayat Alquran.”
Reporter/Foto: Donny Darmawan