Salah satu penampilan peserta didik berkebutuhan khusus SDN Sambirejo III Wonosalam. (ist)


WONOSALAM – Setiap peserta didik harus mendapat hak dan kesempatan yang sama di segala aspek pengembangan bakat minatnya. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Kepala SDN Sambirejo III Wonosalam, Erna Wiwik Hidayati, S.Pd. sewaktu menyiapkan pentas seni sebagai simbol pelepasan peserta didik Kelas Vidi awal pertengahan bulan Juni lalu.

Memang dari Bimtek yang sudah terlaksana, harapannya memang tak sekadar menjadi teori semata. Sebab pendidikan inklusi sendiri pada dasarnya harus dirupakan dalam bentuk pelayanan yang humanis pada seluruh peserta didik tanpa terkecuali.

Ungkapan Erna Wiwik Hidayati tersebut memang berpaut pada tiga kondisi peserta didiknya yang berkebutuhan khusus. Oleh karenanya, tak ingin mereka larut pada keadaannya, Erna Wiwik Hidayati bersama para guru menyertakan penampilan ketiganya dalam panggung pentas seni tersebut. Tujuannya, selain menyamakan kedudukan serta hak sebagai pelajar, ketiganya juga turut di dongkrak kepercayaan dirinya sekaligus apresiasi positif atas penampilannya.

Erna Wiwik Hidayati menguraikan, “Ketiganya memang memiliki kondisi yang berbeda, dari hiperaktif, slow learner, hingga penyendiri. Kendati berbeda dari peserta didik pada umumnya, ketiganya begitu istimewa dengan sisi kelebihannya masing-masing. Hal inilah yang membuat para guru juga menyelaraskan paradigma bahwa, ketiganya harus mendapat kesamaan hak dan perlakukan di satuan pendidikan.”

Baca Juga: Cara Sederhana Mengelola Sampah di Rumah yang Bisa Diterapkan Peserta Didik

Pemahaman di lingkup pendidik dan tenaga pendidiknya terkait penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), banyak di dapat secara mandiri melalui pelbagai referensi dan belajar tutor sebaya, imbuh Erna Wiwik Hidayati. Oleh sebab itu, rupa tindak lanjut penanganannya pun beragam. Mulai dari pendekatan secara intensif pada (ABK), meniadakan bullying, serta dengan nasihat dan pemahaman kesamaan hak dan kewajiban peserta didik.

Senapas dengan yang telah diimplementasikan para pendidik di SDN Sambirejo III Wonosalam, pada Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tajuk Paradigma Baru Pengelolaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang bertempat di SDN Balongbesuk Diwek, serta berlangsung (26-27/6) dan dilanjutkan pada (3/7), para guru maupun kepala jenjang SD sudah mendapatkan bekal ihwal konsep sekaligus bentuk penanganan ABK di satuan pendidikannya.



Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SD, Bidang Pembinaan SD, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Supartini, S.Sos., M.M. menegaskan, memang dari Bimtek yang sudah terlaksana, harapannya memang tak sekadar menjadi teori semata. Sebab pendidikan inklusi sendiri pada dasarnya harus dirupakan dalam bentuk pelayanan yang humanis pada seluruh peserta didik tanpa terkecuali.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama