Proses membasuh telapak kaki ibu. (Donny)


KUDU – Jumat (12/22) lalu, menjadi momen berharga bagi seluruh pendidik, tenaga kependidikan, peserta dan wali peserta didik SDN Kepuhrejo I Kudu. Sebab, bertepatan dengan momen Hari Ibu, sebanyak 111 peserta didik mulai dari kelas I-VI, melakukan proses sungkeman seraya membasuh kaki ibu.

Tujuan dari digelarnya prosesi sungkeman dan membasuh telapak kaki ibu tak lain untuk membumikan nilai tradisi kepatuhan pada sosok ibu sebagai soko guru kehidupan.

Dimulai sejak sang fajar menyingsing, peserta didik telah bersiap dengan beberapa prosesi. Pertama, sebelum sungkeman dimulai ratusan ibu wali peserta didik telah duduk berjejer di sepanjang beranda kelas I-VI. Lalu disambut pembacaan puisi dan doa oleh beberapa guru yang menjadi pemandu acara. Bersamaan itu pula peserta didik dengan serentak duduk lalu bersimpuh di hadapan ibu mereka masing-masing.

Baca Juga: Pembelian Rumah Sampai Dengan 5 Miliar Tidak Kena PPN

Suasana haru seketika bergelayut. Para ibu tak kuasa membendung air matanya kala mengusap wajah dan kepala juga membacakan doa untuk buah hatinya. Tak lama berselang, peserta didik melepas alas kaki ibunya. Perlahan, kaki yang telah telanjang dengan guratan otot dan kulit yang nampak tua, diangkat oleh peserta didik kemudian direndam kedalam ember berisi air.



Selanjutnya, tibalah pada acara puncak yang dinanti. Usai sungkeman dan doa dimunajatkan, satu per satu bagian telapak kaki ibu, dibasuh perlahan oleh peserta didik. Nuansa khidmat dan penuh penghormatan kepada sosok ibu begitu terasa.


Persiapan membasuh telapak kaki ibu. (Donny)

Guru Pendidikan Agama Islam SDN Kepuhrejo I Kudu, Hartono, S.Pd. menjabarkan, tujuan dari digelarnya prosesi sungkeman dan membasuh telapak kaki ibu tak lain untuk membumikan nilai tradisi kepatuhan pada sosok ibu sebagai soko guru kehidupan. Sehingga setelah prosesi sungkeman dan membasuh telapak kaki ibu ini, diharapkan karakter andhap asor dan unggah ungguh tumbuh di lingkungan peserta didik.

Salah satu ibu menitikkan air mata saat prosesi sungkeman. (Donny)

“Sejurus dengannya, ketika peserta didik sudah memahami arti, makna, dan tujuan dari sungkeman dan membasuh telapak kaki ibu, sikap kehatian-hatian dalam berfikir, berucap, maupun bertindak dapat dipraktikkan,” ujar Hartono.

Peserta didik melakukan sungkeman sebelum membasuh telapak kaki ibu. (Donny)

Sebagai penutup proses sungkeman dan membasuh telapak kaki ibu, pemberian kado kepada 21 peserta didik berprestasi yang mengikuti 29 cabang lomba juga turut diberikan. Baik dalam lomba keagamaan, pantomim, seni dan bahasa, keagamaan, pramuka, atletik, catur, dan munaqis. Seluruhnya dilalui sedari tingkat kecamatan hingga kabupaten.

Sri Murdiantini memeluk peserta didiknya saat upacara penganugerahan prestasi. (Donny)

Kepala SDN Kepuhrejo I Kudu, Sri Murdiantini, S.Pd. mengakui setali tiga uang bersamaan dengan sungkeman dan membasuh telapak kaki ibu beserta penyerahan kado kepada peserta didik menjadi sebuah apresiasi yang wajib diberikan. Hal ini berlaku sebagai pemantik motivasi peserta didik untuk meraih prestasi kedepannya, sekaligus memperkokoh hubungan dan perhatian sang ibu kepada buah hatinya dalam segi pendidikan.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama